Selasa, 24 November 2015

Edisi Khusus Buat Guruku

PADA Senin, 23 Nopember 2015 lalu, dalam upacara 'senin-pagi' yang disejalankan dengan memperingati hari HUT PGRI ke 70 diperingati di sekolahku. Betul sekali, memperingati hari PGRI yang seharusnya tanggal 25 Nopember 2015 tapi tahun ini di sekolahku memperingatinya lebih cepat dari tahun sebelumnya. Yang penting bukan tanggalnya yang menjadi masalah, yang lebih penting bagaimana cara  memperingati dan merayakannya.

Tahun ini sebagai pembina upacara, kami kedatangan mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pak Haris Fadillah. Entah dipersiapkan secara khusus atau hanya kebetulan saja  yang pasti ada rasa haru beserta bangga kami guru dan juga murid. Pada hari bersejarah bagi seorang guru yang menjadi pembinanya  adalah mantan kepada dinas pendidikan. Tentulah kami senang.

Dalam amanat yang singkat, beliau mengingatkan bbeberapa hal penting yang harus selalu diingat oleh seorang guru. Sebagai seorang jangan melupakan kelima hal ini. Saya sangat setuju dengan isi amanat pak Haris. Apalagi dia sebagai seorang guru juga.

Entah karena karisma atau mungkin karena ada tamu dari luar sebagai pembina hari ini, anak-anak sebagai-peserta upacara tertib sekali mengikutinya. Padahal pada hari-hari sebelumnya masih banyak siswa-siswa yang tidak  hikmat mengikuti upacara. Ada saja yang mereka lakukan, ada yang menggoyangkan badannya. Seolah-olah selalu ada yang mencolek-colek kawan di sebelahnya atau ada yang dengan sengaja berbicara, entah apa yang mereka bicarakan. Tak tahu tapi itulah yang terjadi selama ini.

Tapi hari ini berbeda, pokoknya ada yang berbeda. Pas menyanyikan lagu Hyme PGRI, dengan hikmat walau ada yang lupa lirik, masih saja teman-teman guru berusaha menyanyikannya dengan sepenuh jiwa seakan-akan lagu ini  memberikan semangat tersendiri untuk tetap berjuang menjadi guru sejati.
Seakan lupa bahwa beberapa waktu yang lalu banyak dari teman-teman guru yang galau karena hasil UKG yang tidak memuaskan. Carut marut PKG seakan sirna bagai di telan bumi, yang ada hanya semangat membara untuk menjadi guru yang terbaik untuk anak didik.

Benar kata pepatah semangat seorang guru akan membara jika dibakar oleh curahan anak-anak didiknya. Setangkai bunga serta ucapan iklas yang keluar dari anak didik sangat membakar semangat di dalam dada bahawa dalam keadaan apapun seorang guru harus mampu serta bisa menguasi keadaan sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan haparan. Yaitu memberikan yang terbaik buat mereka karena mereka adalah harapan bangsa penerus dari pembangunan bangsa.

Jadi teringat dengan masa-masa sekolah dulu, dari sekolah dasar sebelum pandai menulis sehingga bisa menulis. belum pandai membaca menjadi lancar bacaannya dan banyak lagi. Di sekolah menengah sudah mulai berani menunjukkan diri dan akhirnya disekolah menengah atas mulai percaya diri bahwa semua ini berkat bimbingan guru-guru disekolah. Begitu besar jasa mereka, mungkin balasan yang bisa diberikan adalah menjadi penerus mereka, mendidik serta mengajar. Membina serta membangkitkan semangat mereka sehingga mereka mampu untuk menjadi yang terbaik.

Selamat Hari PGRI untuk Guru-guru ku tersayang, selamat hari guru untuk teman-teman guruku, selamat untuk siswa-siswaku yang nanti akan menjadi penganti diriku menjadi guru. Selamat Hari guru untuk semua guru di Indonesia.

Postingan Terbaru

Terkurung dalam Kelam

 Titik cahayaku t'lah hilang Kemanapun aku mencari tak kutemukan Aku sesak dalam gelapnya sekitar Semakin sesak semakin gelap kelam yang...