Tahun pelajaran 2023 – 2024 merupakan tahun ke dua, Kami warga SMAN 2 Karimun menggunakan rapor IKM.
Tahun ke dua bukan berarti tidak ada kendala, maklum saja barang
baru dan penggunaannya hanya dua kali dalam satu tahun tentu kendala terus ada.
Sedangkan K.13 saja masih banyak yang kadang – kadang lupa bagaimana cara untuk memasukkan nilainya.
Walaupun memasukkan nilai IKM tidak serumit K-13, istilah rumit
ini di dengar dari teman – teman guru yang mengatakannya, tapi ada saja yang
merasakan memasukkan nilai secara online tidak semudah sewaktu belum
menggunakan online.
Guru, yang harus ditiru dan digugu tentu tidak mau kalah dengan
mesin, sesulit apapun harus dijabani istilah orang Jakarta.
Berkutat di depan laptop sampai dengan larut malam merupakan
cerita guru selama penilaian bukan hal biasa bagi yang bergelar guru.
Tidak banyak yang mengetahui lemburnya guru, hanya suami yang
punya istri atau istri yang punya suami akan merasakan bagaimana sulitnya pas
penilaian.
Guru mencari waktu yang pas supaya nilai yang mau dikirim tidak
harus diulang berkali – kali karena sinyal yang tak bersahabat.
Dari yang tidak tahu terus belajar menjadi tahu dan mengharuskan
diri untuk mahir menggunakannya.
Kendala hal yang harus diantisipasi apalagi zaman sudah maju guru
dituntut untuk lebih maju lagi.
Sejak Covid kemaren, bekerja dengan sinyal sudah menjadi sahabat
guru untuk itu guru tidak boleh kalah dengan situasi memasukkan nilai secara
online walaupun sinyal tidak bersahabat.
Sedikit tip yang mungkin bisa membantu, mudah – mudahan bermanfaat.
1) Siap nilai sumatif sejak
dini dalam bentuk format yang memungkinkan tidak jauh berbeda dalam bentuk file
di laptop yang menjadi peralatan perang saat ini.
2) Bekerja dengan skala
priotas utama, bukan maksud mengajari tapi kadang kita suka melalaikan tugas
memasukkan dinilai dalam file komputer karena sudah ada buku nilai.
3) Jangan menunda kerja
apalagi untuk nilai sumatif yang banyak.
4) Selalu sabar menghadapi
sinyal yang tidak bersahabat, maklum kita berada di kepulauan yang sinyal tidak
stabil.
5) Jauhkan kata kesal atau
putus asa, ingat bukan hanya sekolah kita yang menggunakan aplikasi Erapor.
6) Ikuti petunjuk pengisian
apakah itu dalam bentuk nilai ataupun diskripsi yang sudah ditentukan.
7) Jangan malu untuk
bertanya, apalagi ini merupakan aplikasi baru dan guru harus mengikuti
pembaruan dunia pendidikan bukan menyalahkan aplikasi karena aplikasi dibuat
untuk memudahkan pekerjaan, ingat itu.
Menulis memang mudah, tapi kesulitan dalam mengisi Erapor bisa
dijadikan tulisan, saat ini sudah merasa lega karena nilai yang diolah sudah
diterima oleh peserta didik.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar