Setitik Cahaya di Balik Kelam

 

Ku perhatikan semua yang keluar dari bibirnya, bibir yang terus mengoceh tak berhenti dari tadi. Ada saja rangkaian kalimat yang diracaunya. Seperti tak perlu disusun atau dipikirkan apa yang akan dikatakannya. Aku sampai berfikir terbuat dari apa makhluk di depanku ini.

Ku Titip Asa Ku Pada Mu

Fajar belum menyinsing lagi, tapi netra ini tidak mau terlena. Kantuk masih bersarang dengan berat tapi hatiku gelisah. Besok makan apa, bagaimana anakku akan sekolah jika kantong bapaknya bolong. Sudah sebulan bang Amran tidak bekerja, sejak perusahaannya di deklarasikan bangkrut.

Penghujung Ramadhan

 

Terseok langkahku

Terengah napasku

Relung hati masih banyak tanya

Ku kuatkan asa dalam dada

Doa Sepanjang Jalan Buatmu

Penghujung cakrawala di depanmu

Itu hanya dalam anganmu

Cahaya diujung pelangi masih panjang

Jangan berhenti ditengah jalan

 

Bukan maksud menyiksamu

Terpatri janji untuk mendidikmu

Bukan maksud membuatmu luka

Tapi itu benteng dihari tuamu

 

Jangan percaya dengan janji

Tapi percaya dengan bukti

Janji bukan reality

Bukti tanda kau berbuat

 

Jangan berpuas diri karena mereka

Tapi berpuas diri karena kau bekerja

Cakrawala masih di depan

Jalan berliku baru kau mulai

 

Selamat jalan kuucapkan

Maaf atas segala silap dalam mendidikmu

Doaku selalu mengiringimu

Semoga kita selalu dalam ikatan.

 

Karimun, 3 Mei 2021