Hujan Buat Galau

Bangun subuh sudah menjadi kewajiban sehari-hari, hari ini seperti kemaren harus siap-siap ke sekolah. Masih harus melanjutkan pekerjaan sebagai panitia, jam menunjukkan pukul 06.01 rintik hujan mulai turun. Spontan dari mulut terkeluar kalimat " Astafirullah" jangan hujan lebat bathinku, siswa-siswaku akan kesulitan untuk mengerjakan soal-soal PAT daring mereka. Entah karena doaku yang dikabulkan Allah, rintik hujan menjadi hujan lebat hanya selama 1 jam saja.

Pukul 07.03 hujan sudah reda saat aku dalam  perjalanan ke sekolah, bahkan berhenti sesampainya aku di sekolah. " Alhamdulillah tak lepas mulut ini mengucapkan syukur. Ujian jam pertama sudah berlalu selama 1 jam, pukul 8.30 tiba-tiba hujan lebat tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Kami panitia saling berpandang-pandangan, aku yakin mereka semua berpikiran sama dengan ku hujan lebat seperti ini jaringan internet pasti akan bermasalah.

Dan benar saja, pukul 09.30 beberapa siswa mulai  menjapri wali kelas mengatakan soal yang mereka sudah kerjakan tidak bisa terkirim. Inilah yang menjadi kendala di daerah kami jika hujan maka jaringan internet pun ikut-ikutan menangis.

Langit masih mendung berat, hujan memang tidak lebat, tapi bunyi geluduk masih terdengar sekali-sekali. Jam sudah menunjukkan pukul 10.45 langit masih tidak bersahabat dengan kami, panitia hanya bisa berdoa saja agar jaringan internet masih bisa menyisakan sedikit rasa sahabat sehingga penilaian hari ini tidak terkendala.

Sampai dengan pukul 14.00 siang ini, hujan masih menyisakan airnya yang turun ke bumi berazam, kami panitia sibuk menerima laporan lewat whatApps grup sekolah yang melaporkan anak-anak mereka yang tidak bisa mengirim hasil PAT mereka. Aku secara pribadi sudah membicarakan kepada wakil kurikulum untuk solusi yang akan dilakukan untuk anak-anak yang masih terkendala mengikuti PAT tahun pelajaran 2019-2020.(AZ).