Rabu, 17 Juni 2020

Hujan Membawa Duka


Rabu, 17 Juni 2020. Hujan dari pagi sampaikan pukul 13.08 ini menyisakan berita duka bagi kami warga Kabupen Karimun. Ketenangan kami panitia diusik oleh berita kematian yang disampaikan oleh salah seorang guru yang mendapatkan WhatsApp dari tetangga  sebelah di rumahnya yang menyampaikan beritka duka.
Dengan berkata sedih, dia mengabarkan kepada kami semua, ada seorang balita yang baru berumur sekitar empat tahun meninggal dunia. Astafirullah, sepontan kami ibu – ibu menjawab bersamaan. Mulailah pertanyaan keluar dari masing – masing kami, mengapa sampai terbawa arus, kemana orang tuanya, banyak lagi pertanyaan yang keluar dari ibu – ibu panitia dan guru mata pelajaran yang diujikan hari ini.
Kebetulah kami ada 5 orang panitia PAT (Penilaian Akhir Tahun) adalah ibu – ibu, ditambah dengan guru mata pelajaran yang diujiankan hari ini jumlahnya 10 orang. Kami saling menyesali kejadian ini. Aku yang pertama tidak memperdulikan apa yang mereka katakan akhirnya tertarik mendengarkan karena balita ini mati hanyut terbawa air hujan deras sampai ke laut karena hujan pagi ini.
Akhirnya aku meninggalkan pekerjaanku dan ikut nimbrung ke percakapan mereka. Aku  menanyakan kronologis terjadinya kejadian itu, ceritanya balita ini tinggal di perumahan yang didepannya ada longkang (parit) besar kata orang kampong kami istilah kerennya drainase. Perumahan dengan longkang besar biasanya  akan bermuara ke laut. Sekitar pukul 11.47 berita itu diceritakan ke kami.
Hujan deras hari ini membawa berita duka buat kami, balita yang baru berusia 4 tahun harus menemui ajalnya. Rasa sesal keluar dari kami, ibu – ibu yang bertanya kemana orang tua si anak sampai si anak bisa sampai masuk ke longkang besar dan hanyut sampai terbawa ke laut.
Sampai sore ini kami belum mendapatkan informasi yang jelas kenapa sampai balita berusia 4 tahun ini bisa sampai masuk ke longkang besar dan hanyut sampai ke laut. Ketenangan kami di sekolah jadi terusik oleh berita duka ini. Sungguh sedih, innalillah wainna ilahi rojiun.




7 komentar:

  1. Semoga yg ditunggalkan diberi kesabaran...yg lain bisa mengambil pelajaran

    BalasHapus
  2. Ya..bun..100% memang bukan kesalahan ortu...salah satu jalan takdir Alloh harus diterima.. semoga Alloh menempatkan nya di surga..amin

    BalasHapus
  3. Innalillahi wa innailahi roji'un

    BalasHapus
  4. Suratan taqdir tak bisa terelakkan, smoga keluargax tabah

    BalasHapus

Postingan Terbaru

Pantun Sendiri

 Lama tak mengasah ilmu pantu, semoga berkenan untuk membacanya I. Dilarang keluar waktu magrib Saat magrib tidak boleh berdendang Dud...