Kamis, 11 Maret 2021

Tragedi Jumat


Pintu rumahku tiba - tiba berderit sendiri, aku  menoleh kearah pintu tapi pintu sama sekali tidak terbuka, aku yakin sudah menguncinya tadi. apa gerangan yang berbunyi, aku yakin sekali kalau yang berbunyi itu adalah pintu bukan jendela. Aku berjalan kearah pintu memeriksanya tapi benar pintu terkunci tidak mungkin ia berbunyi batinku. Bum, tiba-tiba suara TV yang lagi menyiarkan sinetron misteri, membuat aku ketakutan setengah mati, sial rutukku dalam hati.

Langkah kakiku menjauhi pintu, ada rasa meremang dikudukku tapi aku berusaha untuk tidak merasakannya. Bagaimana tidak, sekarang aku hanya seorang diri di rumah yang lumayan besarnya. Suamiku belum pulang, sementara anak - anak sudah pada tidur lelap dalam mimpi mereka tidak memperdulikan Ibu mereka yang ketakutan setengah mati, untung saja aku masih hidup.

"Bang cepatlah pulang." batinku dengan rasa takut yang tak tertahankan.

"Ya Allah." Batinku, bang cepatlah pulang

sekarang malah pintunya berbunyi kelebih kencang seperti ada yang membukanya dengan anak kunci. Mataku membulat penuh memandang pintu,  mulutku komat kamit membaca doa bukan mantra pengusir sentan. lafaz ayat kursi semakin kencang aku lantunkan beriringan dengan semakin kuatnya degup jantungku. Kreak pintu, takut tapi aku masih memandang pintu penasaran siapa gerangan yang ada dibalik pintu.

“Abang.” Napas lega keluar dari mulutku sambil mendekati suamiku. Pasti ketakutan lagi, penakut tapi suka sinetron misteri ejek suamiku.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...