Terima kasih pada Ananda Reffi atas rezeki rambutannya.
Jadi
teringat sewaktu kecil dulu, tinggal di rumah yang di kelilingan pohon yang
menghasilkan buah yang dapat dibuat makan dan dijual.
Ada pohon rambutan, nangka, jambu bol, jambu gelas, jambu air yang berwarna merah dan putih serta kuini dan mangga kampung.
Setiap
musim buah, buah – buahan tadi selain di makan sendiri ada juga yang dijual
untuk membantu perekonomian keluarga.
Khusus
untuk rambutan, Almarhum Ayah pasti akan menjaganya ekstra karena banyak sekali
tangan usil yang mengambilnya sebelum semuanya berwarna merah.
Akal –
akalan Ayah dengan mengantungkan botol – botol kecil yang katanya sudah dijampi
siapa yang mengambil rambutan tanpa seizing Ayah akan sakit perut.
Ternyata
akal – akalan Almarhum Ayah berhasil, panen rambutan selain untuk makan dan
dapat dijual.
Akal –
akalan Almarhum Ayah selalu berhasil untuk setiap pohon yang berada disekitar
rumah kami.
Apalagi untuk
pohon rambutan yang letaknya dipinggir jalan yang menyebabkan Almarhum Ayah
berpikir keras bagai mana rambutan itu bisa bertahan sampai siap di panen.
Ketika
dipanen buah rambutan tadi diikat sebanyak 10 buah dengan harga lima ratus
rupiah itu pada tahun 80-an.
Rambutan Binjai
yang besarnya mengoda apalagi isinya yang tebal tidak perlu mengantarnya di
pasar atau warung cukup diletakkan di atas dulang dan dijajakan di bawah
pohonnya saja sudah laku tidak menghitung hari cukup jam saja sudah habis
terjual.
Ada juga
pihak yang ingin memborongnya, tapi jika diborong sewaktu belum berwarna merah
harganya akan murah karena itu Almarhum Ayah lebih suka kami menjual ketika
panen.
Sekarang
buah rambutan seikat yang sama paling murah ketika banjir panenrambuatan seharga
lima ribu rupiah.
Berkat
rezeki dari Ananda Reffi rasanya panen rambutan sewaktu kecil dulu.
Melihat rambutan
yang dikasih bertangkai senyum ini tersungging langsung mengenang masa kecil.
Ternyata seorang
guru akan bahagia mendapatkan hadiah rambutan dari siswanya.
Pembagian rapor
sudah enam hari berlalu, tapi rezeki buah rambutan masih di dapat.
Semoga buahnya
berbuah lembat pada panen selanjutnya Ananda Reffi, sukses selalu.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar