Rabu, 2 September 2020. Bangun pagi seperti biasanya tidak ada tanda – tanda. Biasa saja seperti pagi lainnya. Kopi HC HPI menjadi teman setia setiap pagi, mudah – mudahaan menjadi suplemen yang bisa memberikan energy untuk beraktivitas pada hari ini.
Seperti
biasa jam 07. 15 sudah sampai di sekolah. Membuka laptop browsing untuk membuka
Whatsaap Web untuk memberikan tugas kepada siswa yang mengikuti pembelajaran
secara daring. Setelah memberikan instruksi kepada siswa untuk pembelajaran
hari ini, kami guru tentunya menunggu respon dari peserta didik.
Sambil
menunggu respon siswa, kami guru tentunya memanfaatkan waktu dengan membuat
segala administrasi yang sudah menjadi kewajiban guru. Seperti pagi ini saya
mencari video pembelajaran akuntansi yang akan menjadi kelengkapan pembelajaran
jarak jauh bagi siswa.
Yang namanya
rezeki tentu tidak dapat diprediksi, hari ini salah satu teman mengajak untuk
kami mengkukus makan sehat berupa jagung kukus, ubi kukus serta talas kukus.
Belum lagi ada teman lain yang memberi lepat ubi serta buah rambai, seperti
tidak percaya hari ini kami pesta makanan hasil dari kebun kata saya kepada
teman – teman guru lainnya. Yang lainya mberkata kebun dari pasar kita, semuanya
tertawa.
Mengumpul
uang bagi yang mau, yang tidak bukan berarti tidak kami beri setelah makanannya
matang, jatah untuk kepasar Ibu Innani dan ibu Delma yang tidak ada jam
ngajarnya, sementara saya mendapat jatah membantu ibu Innani dan ibu Delma
untuk membersihkan dan mengkukusnya. Hari ini kami pesta makanan sehat serba
kukus, dengan gembira kami memakannya, salah seorang teman yang baru bergabung
berkata “Rezeki Tak Kemana, Percaya? Saya tidak menyangka masuk ke majelis guru
hari ini dapat suguhan makan sehat katanya.”
Ya, rezeki tidak
kemana, tinggal kita yang harus mensyukurinya, terima kasih atas semua
kebahagian ini ya Allah. Walaupun Covid – 19 masih melanda kami sedih karena
tidak bisa tatap muka dengan siswa, tapi kami masih bisa berbagi makanan sehat
yang membuat silaturahmi kami tetap terjalin, bukan karena harganya tapi karena
rasa kekeluargaan ini membuat saya dan teman – teman bahagia.
Ternyata rezeki sampai ke sore, jam 13.00 kami
mengunjungi salah satu teman guru yang suaminya mendapatkan musibah pada malam
sabtu kemaren. Kecelakan selagi menggunakan jalan raya. Sewaktu dirawat di rumah
sakit kami tidak bisa mengunjunginya karena ada larangan untuk berkunjung
dikarena rumah sakit yang bersangkutan juga merupakan rumah sakit yang menampung
pesien Covid – 19.
Di rumah yang kami kunjungi ternyata tidak hanya
disuguhi kue dan mue serta minuman. Kami juga disuguhi dengan buah jambu batu
berbiji merah yang sudah sangat langka ada di daerah kami dan juga buah mata
kucing atau buah kelengkeng orang daerah lain menyebutnya yang ditanam di pekarangan rumahnya. Ternyata rezeki dan
silaturahmi saling berhubungan. Dengan bersilaturahmi kami dapat makan buah
jambu batu dan kelengkeng selain kue mueh yang sudah dihidangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar