Rabu, 07 Juli 2021

Catatan Mengenang Kepergianya

 

Tanggal 27 Mei 2021 merupakan hari yang mungkin buat semua anak di muka bumi ini yang kehilangan orang tuanya merasakan duka yang teramat dalam. Seorang anak tetaplah anak bagi setiap orang tua begitu juga sebaliknya, rasa kehilangan itu amat dalam. Apalagi kehilangan beliau yang di cintai karena pandemic yang antara percaya dan tidak percaya Dia yang sudah lebih dari setahun tidak kemana – mana hanya menjadi penghuni rumah bisa dinyatakan positive.

Rasa sedihnya lagi, nujuh hari yang menjadi kebiasaan di buatlah kundiri untuk mengenangnya karena wabah ini tidak bisa terlaksana, belum lagi karena beliau dinyatakan positip kami keluarga yang kontak langsung harus isolasi mandiri selama 14 hari. Dalam ketepurukan akan kehilangannya masa berkabung ini digunakan untuk menyelesaikan penulisan buku yang sudah dari bulan maret di garap. Akhirnya tanggal 23 juni 2021 Naik cetak.

Begitu banyak yang dapat diambil pelajaran dalam duka yang menimpa, tetap harus tabah dalam mengahadapi jangan berlarut dalam duka. Jadikan setiap duka adalah sebagai cobaan bahwa yang Maha Kuasa Sayang kepada kita. Walaupun banyak rencana yang melibatkan Ayahnda yang belum terwujudkan tapi salah satu buku ini dapat dipersembahkan kepadanya. Tak pernah terbayangkan, nujuh hari dan empat puluh hari kepergianya Ayahnda hanya kami sekeluarga yang bisa membacakan yasin untuknya karena dalam kondisi masih ada wabah tidak memungkinkan untuk mengadakan yasinan dengan mengundang tetangga. Tapi apa mau dikata, ini semua mungkin sudah menjadi garis dari yang Maha Kuasa, sebagai umatnya kita hanya sebagai pelaksanaanya di dunia ini.

Dalam duka yang dalam, sepenuhnya buku pantun itu akhirnya sudah dalam pangkuan berkat Yayasan Thamrin Dahlan. Entahlah, ada perasaan haru dan bahagia, buku pantun ini bisa sampai ke pangkuan bertepatan dengan 40 hari kepergian Ayahnda. Semoga dilapangkan kuburnya, diringankan azabnya hanya doa yang kami kirimkan semoga Allah meletakka Almarhum Ayahnda di tepat yang mulia, Amin.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...