“Hape baru keluar lagi. Hape baru
keluar lagi!” cetus seorang pengguna dan penggila HP (Hand Phone) alias mobile
phone kepada saya. Saya senyum saja. Tapi sesungguhnya hati saya
terperangah menyaksikan kegembiraan teman ini. Begitu bersemangatnya dia
menjelaskan.
Yang saya tahu tentang dia selama
ini adalah bahwa setiap ada HP model baru keluar, dia akan mengganti HP lamanya
dengan keluaran baru itu. Tentu saja menambah biaya. Tidak gratis, pastinya.
Dia tidak bisa melihat HP keluaran baru. Seleranya naik. Adrenalinnya juga
meningkat. Itulah yang saya tahu tentang sahabat saya ini.
Promosi HP baru terkadang memang
membuat sebagian orang lupa diri. “Ini model HP baru, dengan kehebatan baru yang
melebihi kehebatan HP keluaran lama,” itu kalimat-kalimat sugestif yang dapat
menyilaukan pikiran seseorang yang tidak berpikir panjang. Namanya juga
promosi, tentu dengan berbagai cara untuk menggoda.
Sebagai guru (mengajar Mata
Pelajaran Ekonomi) cara pandang dan cara hidup teman saya ini jelas sedikit
banyak mengusik cara pandang saya. Tanpa bermaksud ‘ikut campur’ urusan
pengelolaan ekonominya, saya merasa kebiasaan-tindakan itu serasa bertentangan
dengan perinsip dan tujuan pembelajaran ekonomi yang setiap hari dihadapi.
Kita ingat makna asal kata (bahasa
Yunani) ekonomi berasal dari oikos yang
berarti keluarga dan nomos yang berarti peratauran. Jadi
oikos-nomos (menjadi ekonomi) yang berarti juga peraturan/ manajemen keluarga
atau rumah tangga. Jadi bagaimana mengelola produksi, konsumsi dan distribusi
barang dan jasa itu mestinya dikaitkan dengan rumah tangga dan atau keluarga.
Pertanyaannya, apakah benar HP
dengan promosi ‘keluaran baru, fitur baru, canggih, hebat’ itu akan mewujudkan
strategi manajemen rumah tangga untuk ketahanan dan keamanannya? apakah hobi
bergonta-ganti HP itu justeru akan merusak dan memorak-porandakan keuangan
kita?
Bahwa promosi HP baru tidak akan
pernah berhenti, itu sudah pasti. Di koran, majalah dan televisi akan senan tiasa
ada. Dari sisi produsen mereka benar. Mereka melaksanakan perinsip-perinsip
ekonomi (promosi dalam produksi) mereka untuk kelanggengan usaha mereka. Tapi
dari sisi konsumsi, tidak semestinya kita tergoda dan hanyut untuk
terus-menerus terbawa ‘arus’ membuang-buang uang (modal) hanya sekedar
mengganti HP lama ke HP baru yang manfaat dasarnya sama: alat komunikasi.
Sebagai pengguna, HP baru
dengan kecangihan yang dipromosikan tidak harus membuat kita sebagai penggila
HP untuk terus membelinya. Kita mestinya menyadari bahwa HP yang dimiliki
sekarang ini masih berfungsi dengan baik. Tidak semestinya setiap ada kerluaran
HP baru kita membuang (menukar) HP lama ke HP baru. Jadilah konsumen yang
bijak, yang mampu membedakan ‘kebutuhan’ dengan ‘kepentingan’ dalam berbelanja.
Kebutuhan jelas diperlukan. Tapi kepentingan bisa sekedar gengsi-gensian. Kalau
itu masih juga diamalkan, betapa sedihnya hati ini. Hape oh Hape.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar