Sabtu, 07 Oktober 2017

Sehat itu Murah?



"Sehat itu Mahal," begitu yang selalu terdengar dan diingatkan ke kita. Maksudnya, jangan disia-siakan kesehatan yang dianugerahkan ke kita. Sebab kalau tersia-siakan lalu terbawa enteng akhirnya sakit. Sehat itu penting dan sangat mahal.

Tapi saya berpikir bahwa ternyata sehat itu murah, sedangkan sakit itu justeru yang mahal. Kok bisa? Mungkin kalimat itu kedengaran terbalik. Tapi saya yakin itu. Maksud saya harga yang dikeluarkan ketika kita sehat terasa tidak ada atau tidak perlu ada biaya. Karena tidak perlu ada biaya artinya posisi sehat itu membuat segalanya menjadi murah.
Hanya saja pada saat kita sehat sepertinya kita lupa segala-galanya. Kita lupa menjaganya dan tidak pernah kita cermati bagaimana mengelola sehat yang kita terima. Ini saya lihat sendiri terutama di kalangan anak-anak muda, siswa atau pelajar.
Sewaktu sehat --mereka itu-- sering lupa untuk menjaga kesehatannya. Berbagai hal dan  segala aktivitas yang akan membuat stamina  menurun selalu dilakukan tanpa berhitung. Itu yang saya rasa dan lihat, khususnya di kalangan siswa/ wi saya.
Sebagai seorang guru Mata Pelajaran (MP) Ekonomi saya memang selalu meyakinkan peserta didik saya untuk melihat apapun dari sisi ekonomi. Karena sesungguhnya hidup dan kehidupan yang kita jalani ini tidak akan lepas dari motif ekonomi itu sendiri.  
Sebagai manusia kita hidup dengan salah satu motif ekonomi yaitu 'keuntungan'. Maksudnya kita selalu berusaha untuk mendapatkan kelebihan dari setiap tindakan yang kita lakukan. Artinya di sini kita selalu akan berhadapan dengan nilai untung dan rugi, mahal dan murah.
Jadi seharusnya melihat 'sehat' dan 'tak sehat' itu juga mesti dikaitkan dengan nilai-nilai dan atau motif ekonomi: untung dan rugi dan atau mahal dan murah. Itulah yang pada dasarnya kita jalani setiap hari. Tapi hal itu kadang-kadang kita lupa karena kita selalu merugi dengan membiarkan kesehatan kita menurun. Kita memposir tenaga kita tanpa menghitung berapa kerugian yang kita peroleh jika kita tidak menjaga kesehatan, sehingga kesehatan itu menjadi mahal harganya ketika kita sakit.
Padahal jika menjaga kesehatan begitu banyak keuntungan yang  kita dapat, kita bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan dengan hanya menjaga kesehatan. Jadi, murah kan... sehat itu?
Walau kadang-kadang  kita selalu merasa sehat, sementara daya tubuh kita tidak seperti yang kita pikirkan.oleh karena itu  mestinya dijaga sehat sebelum datang sakit.  Familiarkan  kata tersebut di benak kita. Sayangnya itulah kenyataan yang sering ditemukan, bahwa sehat itu murah jika kita bisa menjaganya.
Sehat itu murah, jika kita tidak lupa untuk membuka aktivitas pagi kita dengan makan sekadarnya yang mungkin jika dihargakan cuma lima ribu rupiah. Makan siang dengan lauk pauk yang dapat membantu aktivitas dengan harga paling-paling sebesar lima belas ribu rupiah. Makan sore/ malam dengan teh manis ditemani goreng pisang murah kan sehat juga itu. Segalanya jadi murah, kan?
Dibandingkan dengan kalau kita sakit, sekali berobat ke dokter, sekarang ini hanya untuk konsultasi sudah lima puluh ribu, belum lagi ditambah dengan obat dan vitaminnya. Murahkan sehat itu?***
Pasti semua pada kenal dengan buah yang namanya Pisangkan?
warnaya bermacam-macam dengan ukuran yang berbeda-beda. Mudah-mudahan semua sudah tahu ternyata pisang salah satu manfaatnya adalah untuk mengurangi stres. Yad, stres itu lho penyakit yang banyak diderita oleh masyarakt modern sekarang, Ya stres bisa membuat kita uring-uringan sementara pisang mengandung senyawa ajaib yang disebut triptofan yang mengandung asam amino yang bisa meningkatkan kadar gula dalam darah untuk menjaga level stres tetap tergaja untuk tubuh. Mudah-mudahan info ini berguna untuk semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Membuka Minda dengan Mengikuti Sinkronisasi Pemetaan Pendidik

 Undangan dari chat WA dari Ka. TU Ibu Melda Ponggoh untuk mengikuti sinkronisasi Perhitungan dan Pemetaan Pendidik pada Jenjang Menengah da...