Senin, 15 Juli 2024

CATATAN NYAKBAYE TENTANG SMA NEGERI 2 KARIMUN (3)

 

Pagi sampai sore mengajar di sekolah, setelah bada’ magrib menjadi tentor di Primagama salah satu organisasi yang mendukung pendidikan kala itu tidak lepas dari menjadi honor di SMA Negeri 2 Karimun.

Jadi teringat dengan mereka senior pada tahun 1998, hanya sedikit guru laki – laki, Pak Drs Irdas yang selalu tegas, Drs. HZ. Dadang AG, Drs. Alta Petra, Drs Sugiarto, Drs. Khairulullah, Drs. Hurnaini, Drs Tahar, Drs. Maswir, Drs. Tasaruddin, Usman, S.Si,

Sementara untuk guru perempuan tersenior sejak SMA Negeri 2 Karimun berdiri ada Ibu Dra. Zaita, Dra. Farida Yuniar, Dra. Robiyaton, Asmiwati, B.A, Basaku Br. Ginting, Dra. Eslinda, Lasriani Simanjuntak, Resak, S. Pd, Dra. Ceindra Artaty, Elfina, Dra. Regina Syari, Roesmerida, Yamsasni, S. Pd, Tuti Sundari, S. Pd.

Banyak cerita ketika menjadi seorang pendidik, tidak berani menyebut diri guru karena banyak hal yang perlu dipelajar lagi hanya bisa mengatakan pendidik yang terus belajar untuk menjadi guru.

Alhamdulillah, berjalannya waktu semakin dipercaya oleh pihak sekolah.

Zaman – zamannya Ujian Negara alias UN rezeki terus bertambah dikelilingi guru senior yang Pegawai Negeri masih dipercayakan untuk masuk TIM untuk membimbing peserta didik untuk menghadapi UN.

Rezeki selalu ada untuk yang rajin berusaha, mulai dari tahun 2001 juga dipercaya untuk menulis ijazah yang kala itu juga ada dananya.

 

Belajar terus belajar, ada yang datang dan ada yang pergi begitu juga dengan Kepala Sekolah tahun 2002 berganti Kepala sekolah.

Drs. M. Raysid Nur adalah kepala sekolah ke tiga setelah Drs. Rasdianto Rauf dan Drs. Yatim Mustapa.

Sebelumnya pada Kepemimpinan Bapak Drs. Yatim dengan nasehat beliau serta kesempatan yang disedikan oleh Pemerintah daerah dengan berdirinya Sekolah Kejuruan yang tidak mempunyai guru dari keguruan, maka guru – guru yang bukan dari keguruan diminta untuk mengambil Akta IV termasuklah saya yang mendapatkan rezeki mendapatkan sim untuk mengajar berupa Akta IV.

Terus belajar dan belajar dari yang senior, dari formasi guru Ekonomi 1 orang setelah Pak Tahar bermutasi ke dinas pendidikkan,  menyiapkan saya sebagai pengantinya sampailah jumlah guru ekonomi  melebihi kuota.

Tunjukkan kemampuan dalam usaha, saya tidak pernah kekurangan jam mengajar.(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Sampah, Takut Tidaklah Ya

Tahun Baru dengan semangat baru, Tema P5 boleh sama tapi dengan peserta didik yang berbeda. Menerapkan dan mendidik terus berlanjut, dengan ...