Berbagai cara merayakannya, begitu juga
dengan diriku, dimulai dengan menyiapkan pakian Kopri beserta jilbab hitamnya,
informasi dari HUMAS di sekolah.
Berangkat menuju sekolah pukul 6.35 tidak memakan waktu lama sebelum pukul 7 °° wib sudah tiba di sekolah.
Mempersiapkan diri untuk upacara yang
memakan waktu sedikit lama dari upacara senin pagi sudah menjadi keharusan,
jangan sampai sebelu upacara selesai aku tumbang di tengah – tengah upacara.
Pukul 7 bel tanda akan dimulainya
upacara semua peserta yang terdiri dari Wakil kepala sekolah, majelis guru,
tata usaha dan peserta didik sudah siap melaksanakan upacara memperingati HUT
RI Ke – 78.
Derap langkah kaki pengibar bendar
menjadi moment mengingat waktu sekolah dulu, menjadi bagian upacara adalah hal
yang membanggakan sekarang rasa bangga
berubah menjadi rasa syukur melihat bagaimana
mereka peserta didikku dengan semangat 45 mempersiapkan diri walaupun
hanya menjadi petugas di sekolah karena tidak lolos seleksi di Kabupten.
Upacara berjalan dengan hikmat, dari
acara dimulai dengan laporan inspektur upacara kepada Pembina upacara sampai
dengan dibacanya doa berjalan dengan baik dan hikmat.
Rasanya tidak afdol jika moment bahagia
tidak diabadikan foto yang pada zaman sekarang menjadi bukti auntentik dari
keberadaan diri dalam suatu moment, dan inilah penulis dan mereka baik teman –
teman guru maupun peserta didik dari kelas X.4 yang sekarang sudah naik ke
kelas XI maupun dengan kelas X.8 dimana penulis sekarang menjadi wali kelas.
Berfota ria setelah tadi dengan khusyuk
mengikuti upacara HUT RI, tanda bersyukur bahwa kemerdekaan menjadi ajang untuk
membuktikan diri dengan cara menjadi pendidik yang profesional dan ikut dalam
pembangunan Indonesia dengan menciptakan genarasi muda yang berpotensi pada
bidangnya masing – masing.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar