Senin, 26 Desember 2022

Tersimpan dalam Foto Kenangan

 

Foto, siapa yang tidak mengenal istirlah foto. Dulu foto hanya bisa diabadikan oleh orang yang punya keahlian yang disebut fotografer. Untuk di daerahku biasanya yang menjadi fotografer adalah bangsa cina yang mempunyai uang banyak sehingga punya kemampuan untuk membeli camera foto yang harganya selangit.

Seiring waktu, camera yang dulu diagung – agungkan untuk menghasilkan foto tidak lagi menjadi alat yang bisa menghasilkan foto. Lihat saja dengan berkembanganya ponsel pintar, sebagian besar fungsi camera sudah bisa menggunakan android istilah untuk ponsel pintar.

Walaupun hasilnya tidak sebagus camera tapi tetap saja bisa membuat kenangan tersendiri daripada harus menggunakan jasa foto grafer dengan nominal selangit tentunya.

Kecangihan IT membuat ponsel pintar menjadi langganan utama bagi peminat foto sebagai tanda bahwa mereka mempunyai kenangan dengan menyimpannya dalam bentuk foto – foto tentunya.

Apalagi sudah ada tutorial bagaimana menggunakan android untuk menghasilkan foto – foto apik yang tidak kalah dengan hasil camera yang katanya mempunyai tingkat rekaman yang tinggi.

Hari ini izinkan nyakbaye memanmpilkan hasil jepretan nyakbaye selama beberapa hari bergembira bersama Ibunda tercinta bersama suami cucu, adik, ipar serta ponaan untuk mengingatkan diri bahwa bukan hanya foto pernikahan saja yang disimpan tapi kualiti time bersama keluargapun wajib diabadikan.

Akhirnya foto yang dihasilkan oleh ponsel pintarpun lebih mudah membagikannya kepada semua melalui media yang sekarang menjadi trens orang untuk memberikan berita apapun yang mau dikomsumsi oleh pembaca tentunya.


ini Bunda yang menjadi prioritas utama berdarmawisata tahun ini, tidak setiap hari bisa bersama dan melihat senyumnya, senyum yang jarang terlihat setelah hampir dua tahun ditinggal pergi oleh belahan jiwanya Ayahnda tercinta Almarhum Amiruddin Maliki, Alfatiah.


Ini belahan jiwaku, sama - sama sibuk rencana awal ingin membawa Emak berlibur ke Batam, tapi karena belahan jiwa alias Suami tercinta ada tugas di Tanjung Pinang akhirnya tujuan berlibur berpindah ke Tanjung Pinang.


Ini cucu tertuaku, Akiif Fatahillah selalu dibawa jika kemana - mana maklum sejak dari lahir selalu sama nenenknya. ups, jangan salah sudah punya cucu tiga dua adiknya fatahillah.


ini diriku, dipanggil Nyakbaye oleh keponaan dan menjadi nama pena untuk blog. Rumah di penyengat ini menjadi inspirasi mana tahu ada modal untuk merealisasikannya.





Hari pertama memulai sejarah liburan tahun ini dengan mendatangi pulau bersejarah di Provinsi Kepulauan Riau, yaitu Pulau Penyengat sambil mengajarkan sejarah kepada Ponaan dan Cucu tentunya minus belahan jiwa atawa suami yang harus menghadiri suatu acara sehingga belum bisa bergabung libur bersama.

Bersambung, episode kedua lanjut besoknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...