DISIPLIN WAKTU selalu itu yang terlontar ketika ada peserta didik yang datang terlambat atau lambat mengantarkan tugas yang sudah menjadi tanggung jawab mereka.
Benarkah displin waktu hanya untuk
peserta didik? Jangan sampai ada peserta didik yang bertanya di dalam hati,
kenapa hanya mereka yang dituntut untuk displin waktu.
Mari kita intip masalah didispilin waktu yang sering diterapkan di sekolah.
Disiplin yang diterapkan di sekolah adalah disiplin
waktu. Tepat waktu hadir, tepat waktu masuk kelas dan waktu belajar. Tepat pula
waktu pulang kembali ke rumah. Tidak terlambat sesuai jadwal yang sudah
ditetapkan sekolah. Itulah beberapa indikator disiplin waktu yang lazim
diterapkan sekolah. Ketentuan itu berlaku dan mengikat semua warga sekolah.
Bagaimana
kita menyikapi keterlambatan kehadiran mereka setelah sekolah menjadikan poin
salah satu pelanggaran adalah keterlambatan waktu hadir di sekolah.
Keterlambatan
waktu kehadiran sekolah tentu tidak lepas dari peran Piket dalam hal ini piket
yang sudah mendapat tambahan tugas oleh kepala sekolah, setelah guru piket
tentu guru yang mengajar di dalam kelas dan yang terakhir adalah semua komponen
sekolah yang terlibat.
Penerapan
displin waktu di sekolah merupakan salah satu pembentukan karekter yang
seyogyanya akan terus mengalir ketika mereka sudah masuk di dunia kerja.
Peran penting
dipegang oleh ke tiga personil ini, jika mereka tidak dapat berlaku tegas atas keterlambatan warga sekolah terutama peserta didik maka displin waktu akan sulit untuk diterapkan di satu sekolah.
Dispilin
waktu merupakan hal yang tidak mudah untuk ditangani untuk masa sekarang ini,
apalagi setelah pandemic covid -19 melanda.
Tidak
dapat dipungkiri selama covid – 19 warga sekolah serta peserta didik. untuk peserta didik mungkin bangun tidurnya hanya lima
menit sebelum pelajaran dimulai dengan menggunakan zoom.
Sarapan
pas waktu pelajaran berlangsung serta hal – hal lain yang bisa dilakukan selama
pembelajaran zoom berlangsung pasti akan terjadi.
Tidak
seperti waktu sebelum covid – 19 mereka harus bangun pagi untuk mempersiapkan diri
dari waktu untuk sarapan sampai dengan menghitung waktu untuk perjalanan dari
rumah sampai dengan sekolah.
Waktu
selama covid – 19 membuat mereka peserta didik terlena dalam pengelolaan waktu
belum lagi piket, guru serta komponen sekolah yang menolerir ketidak hadiran
tepat waktu.
Sehingga
disiplin waktu seperti penyakit yang bisa berpindah dari satu peserta didik kepeserta didik lainya.
Setiap
hari pasti ada saja peserta didik atau warga sekolah yang melalaikan displin tepat waktunya, jika sehari
sebelumnya si A makan hari berikutnya ada si B atau si C.
Sehingga
kelalaian displin tepat waktu sangat sulit diterapkan karena ada asumsi baru
satu kali atau dua kali dilanggar.
Apakah
karena satu atau baru dua kali melanggar sehingga diberikan keringan dalam
memberikan tindak lanjut pendispilan? Tepuk dada tanya selera kata pepatah
Melayu.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar