Kamis, 27 Maret 2025

Aku, Mimpi, dan Ambisi

 

Belum lagi, pena ternyata sudah habis untung saja ada teman yang berbaik hati meminjamkannya.

“Ok, waktunya sudah habis. Hans tolong dikumpul lembar jawabanya.” Ucap Bu Cahaya.

Otakku seakan blank, bagaimana tidak aku sudah belajar keras untuk mendapatkan nilai 100 tapi masih ada dua soal yang dari tadi membuatku pusing tujuh keliling.

Aku menyantap lakse goreng buatan Mak untuk membisukan cacing diperutku yang demo karena jam sudah menunjukkan pukul 10. Biasanya pukul 9.30 kami jam istirahat.

Laksa goreng buatan Mak biasanya menyelerakan tapi entalah hari ini aku Salwas untuk menyantapnya.

Rabu, 26 Maret 2025

Taaruf Mu

 

 “Hore kia lulus.” Koor terdengar ketika kami melihat pengumuman kelulusan.

“Intan pasti mendapatkan nilai tertinggi.” Ucap salah satu temanku kala itu.

“Ah, bukan pasti Pras yang unggul.” Ucapku malu sambil memandang teman kelasku yang bermana Pras.

Prastio Pamungkas, pindahan dari Yogya awal tahun pelajaran dengan segudang prestasi.

Sejak kami satu kelas aku, Bulan Intan Nuraini selalu menjadi nomor dua.

Perasaanku nano – nano terhadap Pras, ada rasa tersaingi, ada raga kagum.

Minggu, 23 Maret 2025

Bunga

 

Menatap nanar Bu Cahaya yang komat kamit di depan kelas.

Pikiranku bercabang, siapa yang akan Mak minta tolong jika sakit menyerangya.

Abah sudah sepekan berangkat ke Negara jiran untuk mengkais rezeki.

Negera sendiri seperti tidak memberikan celah untuk Abah meminta sedikit uang untuk sekadar mengisi tabung tengah keluarga kami.

Sabtu, 08 Maret 2025

Celoteh Ramadhan 2025, Hari Kelima & Keenam

 

Menahan segala napsu bukan hanya menahan lapar dan dahaga ketika berpuasa itu sudah menjadi ketentuannya.

Bagaimana kita menyikapi mungkin itu yang paling utama.

Berpuasa dengan berdiam diri di rumah mungkin lebih mudah menahan napsu amarah.

Apalagi jika di rumah hanya tinggal dengan anggota keluarga yang jumlahnya sedikit mungkin napsu amarah lebih bisa di jaga, dan ini terjadi pada hari kelima.

Kamis, 06 Maret 2025

Celoteh Ramadhan 2025, Hari Ketiga dan Keempat.

 


Dari satu Ramadha ke Ramadhan rasa tidaklah jauh berbeda, panas masih menyelimuti Karimun berazam.

Di layar kaca dibeberapah daerah Indonesia banjir melanda.

Alhamdulillah karimun masih terlihat cerah, dan panas membuat diri malas untuk berlama- lama di bawah terik matahari.

Dan alhamdulillahnya lagi pekerjaan tidak menuntut untuk dibawah terik matahari kecuali baju yang baru siap dicuci dan butuh terik matahari.

Rabu, 05 Maret 2025

Celoteh Ramadhan 2025, Hari Kedua

 


Alhamdulillah, sudah berjalan 1 hari Ramadhan dengan segala suka citanya.

Ramadhan hari kedua disibukkan dengan membersihkan rumah, membuang debu dan mencuci apa yang perlu dicuci tak terasa waktu berjalan.

Menjelang siang setelah siap dengan cucian istirahat menanti sholat zuhur dengan kegiatan  mengaji.

Selasa, 04 Maret 2025

Celoteh Ramadhan, Hari ke – 1

 

Hari pertama sahur tentu yang paling susah dibangunkan adalah cucu.

Berbagai cara untuk membangunkannya sudah dilakukan, maklum biasanya bangun untuk pergi kesekolah pukul 5 pagi untuk sahur tahun ini terpaksa dibangun lebih cepat dari hari biasa.

Untuk menu sahur hari pertama, ada rendang daging yang dimasak sejak sore untuk sayurnya toge dicampur dengan tahu dibuat bening untuk menetralkan rendang yang sudah memakai banyak rempah dan santan.

Senin, 03 Maret 2025

Celoteh Ramadhan 2025, Hari Pengumuman Ramadhan

 

Tak terasa sudah hari ketiga menjalankan ramadhan pada tahun 2025.

Ada cerita yang mencuit hati ketika menanti saat – saat pengumuman kapan akan dilaksanakan tarawih pertanda besok kita menyambut ramadhan.

Puasa merupakan rukun islam wajib dilaksanakan bagi umat islam.

Bulan dimana seluruh umat islam menanti kedatangan yang segala suka cita di dalamnya.

Banyak harapan yang gantungkan dengan menjalankan amalan dibulan ramadhan.

Menjauhi larangan selama melaksanakan bukan hal yang mudah, untuk mendapatkan berkahnya segala han yang tidak mudah sebaik mungkin dilaksanakan.

Postingan Terbaru

Titik Nolku.

Mataku terasa perih, lelah mengelayut aku hanyut  dalam tangis panjangku yang memilu. Terpaksa aku membuka mata yang masih lengket akibat se...