Rabu, 09 Desember 2020

Pilkada Ala Ibu Guru

 


Kesibukan beberapa hari ini mengolah nilai terhenti dengan adanya pilkada pemilihan bupati dan gubenur di Kepulauan Riau yang sering disebut dengan Kepri. Pilkada seluruh Indonesia tentunaya, tapi saya menjadi pemilih di Karimun, Kepulauan Riau tentunya.

Semua pasti tahu, jika sudah bulan desember kami yang notabene sebagai ASN yang bergelar guru akan disibukkan dengan tugas mengolah penilaian akhir semester ganjil. Dalam kesibukan mengolah nilai tentu saja ada beberapa hal yang kadang - kadang terlupakan, contohnya pada hari ini setelah sholat subuh karena tidak perlu untuk buru - buru ke sekolah karena hari ini libur bersama untuk pilkada serentak seluruh Indonesia. Sudah berjanji bersama suamin, anak dan cucu untuk sarapan di luar sebelum saya, suami, anak dan menantu ikut menyemarakan pilkada dengan memberikan suara kami yang tentunya hanya kami saja yang tahu siapa yang kami pilih. 

Tidur boleh satu ranjang tapi pilihan untuk menentukan siapa pemimpin selama 5 tahun ke depan tentu saya saja yang boleh tahu, itu yang namanya jurdil menurut saya. Sebelum pergi sarapan suami sudah menanyakan di mana surat untuk pemilihan, dengan santai saya mengatakan ada di situ, sambil menunjuk ruang tamu yang kebetulan pada hari minggu surat pemilu saya yang menerimanya. Supaya tidak lupa surat itu saya letakkan di meja tamu, tempat yang tidak tercapai oleh cucu - cucu saya yang masih kecil dan tidak jadi mainnya. Maklum setiap hari cucu saya yang berjumlah 3 orang setiap hari main ke rumah. Yang bontot yang menjadi permasalahan, maklum baru pandai berjalan sehingga semua tempat menjadi sasaran untuk di datangi dan mengambil apa saja yang bisa di capai dan dijadikan main. 

Sebelum pergi yang namanya Ibu rumah tangga, saya tak lupa kewajiban untuk keluarga menyiapkan makan siang, mengeluarkan ayam dari fresher dan cabe yang sudah saya blender. Yup cukup makanan sederhana untuk keluarga.

Setelah mencari selama 15 menit, surat suara tidak saya temukan dengan santai saya mengatakan kepada suami suratnya tidak ada. Terus mau menjoblos bagaimana kata suami, ya datangi saja TPS-nya selesai. Tentu saja suami saya mengomel, ingat satu suara kita menentukan masa depan kepemimpinan di Karimun katanya. Hanya hanya tersenyum dan mengatakan, kita sarapan dulu anak cucu sudah menunggu.

Sambil sarapan, sempat juga suami bertanya kepada anak saya jam berapa anak saya dan suaminya harus menjoblos. " Kalau tidak salah lihat jam 9 pa." Saya hanya memperhatikan suami saya, saya tahu dia kesal karena surat suara saya dan dirinya belum saya temukan. Itulah suami saya, selalu merasa hak suara yang di milikinya tidak boleh di sia - siakan. Satu suara akan menentukan masa depan Karimun bumi berazam menurutnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 08.30, kami akhirnya pulang sampai di rumah jam 09.00. Tanpa di komando saya bergegas keruang tamu untuk mencari surat suara. Tak mungkin surat suaranya hilang jika tidak diambil atau dimainkan cucu saya yang bontot. Seingat saya selama dua hari ini, si bontot tidak ada main ke ruang tamu. Sambil membaca bismilah saya keruang tamu, dan benar saja surat suaranya ada ternyata terselit diantara kotak tissu, saya hanya bisa mengatakan alhamdulillah sambil menunjukkan surat suara kepada suaminya dengan mengatakan. " Ini suarat suaranya."

Ternyata jam untuk menjoblos bagi saya dan suami adalah pukul 09 . 00 -10.00, sementara jam di rumah sudah menunjukkan pukul 09.30 untung saja TPS tidak jauh hanya butuh 5 menit untuk kami sampai di sana. Masih saja suami saya mengomel, itulah kebiasaan suami saya yang tidak suka terlambat dalam menghadiri setiap kegiatan. 

Akhirnya hari ini, saya dan suami telah memberikan satu hak suara kami untuk menentukan masa depan Karimun bumi berazam. Semoga pilihan kami akan membuat Karimun bumi berazam tambah maju dan memberikan kehidupan yang layak buat kami semua yang tinggal disini, Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...