Aku terus berjalan ke kiri dan ke kanan, masih juga tak menemukan jawaban. Akhirnya langkahku jadi maju ke depan dan mundur lagi kebelakang. Begitu berulang – ulang sampai hampir satu jam. Solusi yang aku harapkan tak kunjung datang, apa yang harus aku lakukan. Kucoba mengingat kata pepatah sekali mendayung dua tiga pulau terlewati. Tapi pepatah ini sepertinya tidak berlaku pada diriku. Pusing jadinya, apalagi yang harus aku lakukan. Tolooooong, ternyata suarakupun tidak keluar.
Ping,
suara notifikasi whatsapp terdengar. Mati Aku, dengan cemas aku melihat kearah
Ayah yang lagi duduk santai di serambi rumah. Hari sabtu, tanggal 19 berarti
hari ini aku akan melihat hasil rapot yang sudah dari tanggal 18 di kirim oleh walikelasku.
Pagi sabtu ayah berkata “ Wan, ada pemberitahuan dari walikelasmu, pembagian
rapot secara online akan dibagi menjadi 2 hari, jumat - sabtu berdasarkan absen.”
Berarti Ayah akan menerima laporan rapotku hari sabtu berdasarkan absen, namaku Wawan Setiawan. Hatiku tak tentu bagaimana rapotku.
Mengingat menimbang, aku ada terlambat
mengirimkan tugas yang diberikan.
“
Waaaaan,” suara ayah membahana memenuhi rumah. Mati aku, pasti hasil rapotku
sudah diterima Ayah. Ya Allah, semoga hasilnya memuaskan, mendengar suara Ayah
akut ragu hasilnya memuaskan. Tidak pernah Ayah memanggilku dengan intonasi
seperti ini. “ Selamat, kamu juara kelas” aku bisa bernapas lega.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar