Kamis, 01 April 2021

Haru Biru


Sungguh ada rasa yang mengharu biru, ketika mendapat kabar dari salah satu kelas yang sedang di ikuti, boleh tua usianya tapi belajar wajib hukumnya. tahun kemaren gagal mengikuti kelas menulis pantun yang diadakan oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur, ada sesak yang berkepanjangan. bagaikan mendapat angin segar tahun ini Perkumpulan Rumah Seni Asnur (Perruas) membuka lagi pelatihan menulis Puisi, kali ini tidak boleh gagal lagi. 

Kelas belajar menulis puisi dibuka pada tanggal 17 Maret 2021 perdana dilakukan melalui aplikasi whatsapp. Sebelumnya sudah pernah menulis puisi tapi tentu  belajar secara otodidak saja, ada rasa penasaran di dalam dada, walaupun sudah ada buku kumpulan puisi yang ber- ISBN tidak berarti berpuas diri.

Pertemuan perdana pada tanggal 17 Maret 2021 benar - benar membuka cakrawala minda dan netra, ternyata masih banyak kelemahan dalam menulis puisi. Materi yang disajikan langsung oleh ketua Perruas sungguh membuat hati ini benar - benar merasa harus belajar banyak lagi mengenai puisi

Materi yang diberikan pada hari pertama sempat membuat kepala pusing tujuh keliling. bagaimana tidak, tidak sesederhana yang dipikirkan. 

Apa yang kita fikirkan jika ada kalimat ini dipaparkan dihadapan kita

" MENULIS PUISI ADALAH MENULIS SESUATU YANG BUKAN SESUATU"    

 Ada rasa jangan - jangan saya tidak bisa mengikuti kelas puisi ini. materinya membuat kepala berdenyut dan pusing, tapi kami terus dilatih dan dilatih kami mengirimkan contoh penggalan kalimat dengan majas untuk  puisi yang langsung dikoreksi oleh Ketua Perruasnya Bapak Asrizal Nur.

Waktu batas terakhir dari pengiriman puisi adalah tanggal 10 April 2021, dengan kegiatan sekolah yang padat saya berusaha menulis puisi sesuai dengan materi yang diajarkan, tentu masih banyak kekurangan disana sini. diubah dan diganti dan akhirnya dengan mantap tanggal 1 April 2021 dikirimlah puisi dengan judul Air Mata  Negeri adalah Air Mata Kami.Pesan dari ketua Peruas, buatlah tulisan biasa dulu setelah itu masukan majas yang menjadi syarat dari puisi. Jangan bilang itu mudah, tapi harus mau berlatih sehingga kita bisa menulis puisi itu pesan Ketua Perruas. 

Haru biru, ketika langsung mendapatkan kabar dari Pak Asrizal Nur bahwa puisi saya lolos, sehingga tidak bisa berkata - kata, akhirnya hanya tulisan ini yang dapat saya buat untuk mengucapkan terima kasih kepada ketua Perruas Bapak Asrizal Nur. Jalan masih panjang, baru lolos di kelas Akademi Puisi Multimedia2 dan sekarang saya berada di APM LOLOS 2. Semoga masih bisa mengikuti kelas ini dengan semangat membara,(AZ)

1 komentar:

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...