Jumat, 22 Juli 2022

Catatan Awal Tahun Pelajaran 2022 – 2023 (part 5)

 

 Awal tahun selalu saja ada cerita, setelah rapat menentukan siapa saja yang akan menjabat jabatan yang menjadi wakil yang membantu kerja kepala Sekolah. Pasti ada juga rolling posisi mengajar untuk memastikan ada suasana baru bagi siswa dan guru. Apalagi lowongan jabatan sebagai wali kelas tidak mungkin pada kelas yang sama seperti tahun ajaran pelajaran yang berlalu.

Untuk tahun, dalam rapat awal tahun di umumkan bahwa wakil kepala sekolah untuk bagian kurikulum masih dijabat oleh Bapak Khairil Anwar, S.Pd dengan stafnya Ibu Darniawaty, S.Pd. Untuk urusan kesiswaan dijabat Ibu Devi Elvita, S.Pd dengan staf Bapak Ikhawan, S.Pd. sementara untuk urusan hubungan kemasyarakatan dari Ibu Drs. Desharay Nasri digantikan oleh Ibu Tutik Sundari, S.Pd dengan staf Ibu Mutia, S.Pd.

Untuk tahun pelajaran 2022 – 2023 saya kebagian jatah untuk mengajar di kelas X dengan menerapkan kurikulum merdeka, tugas tambahan yang tidak pernah lepas sejak menjadi guru honor sampai ASN menjadi wali kelas tahun ini juga masih dipercayakan untuk menjadi wali kelas X.4.

Riuh suara siswa ketika dibacakan siapa yang menjadi wali kelas mereka tentu mewarnai ketika nama – nama wali kelas dibacakan. Akhirnya setelah lebih dari enam tahun akhirnya menjadi wali kelas X.4 tentu harus menyusun strategi baru, sesuai dengan mereka yang masih baru dengan suasana sekolah yang baru saja mereka masuki.

Langkah pertama setelah di tunjuk sebagai wali kelas, adalah membentuk perangkat kelas yang terdiri dari ketua kelas, wali, sekretaris, bendahara serta 7 K. untuk membentuk karakter mereka saya tidak menunjuk tapi lebih memberikan kebebasan kepada mereka, tentunya dengan memberikan pengertian bahwa penunjukan perangkat kelas tanpa keinginan yang memegang jabatan maka pekerjaannya tentu tidak akan maksimal tapi jika sesorang yang menunjuk dirinya sebagai perangkat kelas maka sikap tanggung jawab akan lebih terasa.

Dan akhirnya siswi saya lebih dominan untuk menjadi perangkat kelas daripada siswa, setelah itu saya hanya menjadi pendengar setelah mereka menentukan sendiri kapan jadwal mereka membersihkan kelas alias piket kelas.

Penanaman karakter dapat kita bentuk dengan memberikan kepercayaan kepada mereka dalam menentukan keterlibatan mereka diawal tahun pelajaran ini. Alhamdulillah hari kedua setelah kesepakatan kami wali kelas dan siswa bahwa jam masuk kelas kami lebih cepat lima menit dari jam masuk sekolah terlaksana dengan baik. Walaupun masih ada dua orang siswa saya tidak hadir, dan ini menjadi tugas saya sebagai wali kelas untuk mencari informasi mengapa mereka tidak hadir kesekolah.

Melihat antusias mereka menyusaikan diri dengan lingkungan baru menjadi mengingatkan saya bahwa masa – masa menyusaikan diri adalah masa yang menentukan kesuksesan seseorang. Komunikasi jangan dilupakan, komunikasi yang baik antara wali kelas dan siswa harus di jaga, seperti anak kita di rumah, selalulah bertanya apa yang menjadi kesulitan mereka selama belajar dan banyak hal yang bisa bangun dengan menjalin komunikasi yang baik dengan siswa kita. Semoga hari besok lebih baik dari hari ini. Tunggu tulisan coretan tangan penulis tentang cacatan awal tahun pelajaran baru.***

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...