Jumat, 08 Juli 2022

Trasnportasi Kami Tossa di Buru

 

Assalamualaikum wr wb, semoga selalu dalam rahmat dan bahagia dalam menjalani hidup karena bahagia bukan karena siapa – siapa, tapi karena diri sendiri yang menciptakannya.

Liburan tentu menjadi ajang yang ditunggu dan menciptakan moment bahagia keluarga, bukan dimana dengan harga berapa tapi siapa yang diajak berliburnya itu yang penting.

Sudah berlalu masa – masa untuk mengurung diri karena Covid – 19 bukan berarti melalaikan kesehatan. Untuk melepas lelah tidak butuh waktu lama dan tempat yang jauh, walaupun libur sekolah tiga minggu bukan berarti nyakbaye libur juga tiga minggu. Apalagi dengan adanya kurikulum baru, yang saat ini gencar promosi penggunaanya maka di awal libura kemaren Nyakbaye berkutat dengan materi – materi kurikulum merdeka yang Nyakbaye dapat dari berbagai sumbur.

Sebelum masuk sekolah dan melihat liburnya suami, akhirnya dapat juga berlibur bersama Ibunda satu malam dua hari di salah satu pantai yang saat ini menjadi pembicaraan masyarakat buru yang berada disalah satu kabupaten di Kepulauan Riau.

Dengan menggunakan kapal laut, bukan kapal laut besar ya pembaca, tapi kapal laut antar pulau dengan ongkos hanya dua puluh ribu rupiah, akhirnya kami sampai di pulau buru.

Dulu pulau buru terkenal dengan telur asin yang selalu menjadi incaran jika ada event besar yang ada basar jualanya, tapi sekarang setelah ada pantai Tanjung Ambat, dulu telur asin yang terkenalnya tidak perlu datang ke buru untuk menikmatinya tapi untuk menikmati panorama indah pantai Tanjung Ambat maka harus datang ke Pulau Burunya.

Hanya memakan waktu lima puluh menit jika lau tidak bergelombang maka dari pelabuhan KPK akan sampai di Pulau Buru, dan Alhamdulillah pukul sepuluh hari rabu tanggal 6 Juli 2022 kami sampai.

Sebagai informasi, karena Pulau Buru merupakan sebuah pulau kecil sehingga tranfortasi untuk mencapai satu tujuan ke tempat tujuan lain menggunakan ojek, menurut informasi sejak ada tempat penginapan Tanjung Ambat baru ada tambahan transportasi berupa tossa.

Ya tossa, kendaran dari motor yang dimodifikasi dengan gerobak dibelakangnya. Itu yang menjadi tranfortasi kami untuk mengililingi pulau buru selain menikmati sunset dan sunrise di pantai Tanjung Ambat.

Seru juga, seumur hidup lebih dari setengah abad menaiki tossa untuk berkeliling pulau untuk menikmati liburan.

Pertama ada rasa was – was menaikinya,  karena memikirkan bisakah tossa menampung berat badan kami penumpangnya. Apalagi dengan tempat duduk yang sepertinya tidak cukup besar untuk badan Nyakbaye yang besar.

Kursi dari kayu, kami orang melayu menyebutnya bangku kayu yang harus Nyakbaye jadikan tempat duduk untuk mengelilingi pulau buru, kepalang tanggung sudah sampai di buru maka naik tossa juga dijabani.

Selama dua jam kami mengelilingi Pulau Buru, menyambangi dua makam yang terkenal di sana. Salah satunya Makam Si Badang yang dijadikan film oleh Masyarakat Malaysia menjadi objek wisata yang Nyakbaye datangi bersama keluarga.

Tossa oh tossa akhirnya untuk liburan tahun ini, bukan naik pesawat atau kereta api tapi tossa menjadi transportasi kami berwisata gelak tawa dari cucu dan ponaan menambah rasa gembira. Tossa, ternyata dengan menaikinya kami rasa bahagia, semoga masih ada kesempatan lagi untuk berwisata bersama keluarga. ***

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...