Assalamualaikum wr wb, semoga selalu dalam rahmat dan bahagia dalam menjalani hidup karena bahagia bukan karena siapa – siapa, tapi karena diri sendiri yang menciptakannya.
Liburan tentu menjadi ajang yang ditunggu dan menciptakan moment bahagia keluarga, bukan dimana dengan harga berapa tapi siapa yang diajak berliburnya itu yang penting.
Sudah berlalu masa – masa untuk
mengurung diri karena Covid – 19 bukan berarti melalaikan kesehatan. Untuk melepas
lelah tidak butuh waktu lama dan tempat yang jauh, walaupun libur sekolah tiga
minggu bukan berarti nyakbaye libur juga tiga minggu. Apalagi dengan adanya
kurikulum baru, yang saat ini gencar promosi penggunaanya maka di awal libura
kemaren Nyakbaye berkutat dengan materi – materi kurikulum merdeka yang
Nyakbaye dapat dari berbagai sumbur.
Sebelum masuk sekolah dan melihat
liburnya suami, akhirnya dapat juga berlibur bersama Ibunda satu malam dua hari
di salah satu pantai yang saat ini menjadi pembicaraan masyarakat buru yang
berada disalah satu kabupaten di Kepulauan Riau.
Dengan menggunakan kapal laut, bukan
kapal laut besar ya pembaca, tapi kapal laut antar pulau dengan ongkos hanya
dua puluh ribu rupiah, akhirnya kami sampai di pulau buru.
Dulu pulau buru terkenal dengan telur
asin yang selalu menjadi incaran jika ada event besar yang ada basar jualanya,
tapi sekarang setelah ada pantai Tanjung Ambat, dulu telur asin yang
terkenalnya tidak perlu datang ke buru untuk menikmatinya tapi untuk menikmati
panorama indah pantai Tanjung Ambat maka harus datang ke Pulau Burunya.
Hanya memakan waktu lima puluh menit
jika lau tidak bergelombang maka dari pelabuhan KPK akan sampai di Pulau Buru,
dan Alhamdulillah pukul sepuluh hari rabu tanggal 6 Juli 2022 kami sampai.
Sebagai informasi, karena Pulau Buru
merupakan sebuah pulau kecil sehingga tranfortasi untuk mencapai satu tujuan ke
tempat tujuan lain menggunakan ojek, menurut informasi sejak ada tempat
penginapan Tanjung Ambat baru ada tambahan transportasi berupa tossa.
Ya tossa, kendaran dari motor yang
dimodifikasi dengan gerobak dibelakangnya. Itu yang menjadi tranfortasi kami
untuk mengililingi pulau buru selain menikmati sunset dan sunrise di pantai
Tanjung Ambat.
Seru juga, seumur hidup lebih dari
setengah abad menaiki tossa untuk berkeliling pulau untuk menikmati liburan.
Pertama ada rasa was – was menaikinya, karena memikirkan bisakah tossa menampung
berat badan kami penumpangnya. Apalagi dengan tempat duduk yang sepertinya
tidak cukup besar untuk badan Nyakbaye yang besar.
Kursi dari kayu, kami orang melayu
menyebutnya bangku kayu yang harus Nyakbaye jadikan tempat duduk untuk
mengelilingi pulau buru, kepalang tanggung sudah sampai di buru maka naik tossa
juga dijabani.
Selama dua jam kami mengelilingi Pulau
Buru, menyambangi dua makam yang terkenal di sana. Salah satunya Makam Si
Badang yang dijadikan film oleh Masyarakat Malaysia menjadi objek wisata yang
Nyakbaye datangi bersama keluarga.
Tossa oh tossa akhirnya untuk liburan
tahun ini, bukan naik pesawat atau kereta api tapi tossa menjadi transportasi
kami berwisata gelak tawa dari cucu dan ponaan menambah rasa gembira. Tossa, ternyata dengan menaikinya kami rasa bahagia, semoga masih ada kesempatan lagi untuk berwisata bersama keluarga. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar