Rabu, 09 September 2020

Cerita Tanda Tangan di PBLHS .


Tepatnya selasa, 8 September 2020. Mengikuti Sosialisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS)yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karimun.

Seyogyanya setiap acara pelatihan maupun sosialisasi mau yang namanya tatap muka maupun virtual pasti tidak lepas dari yang namanya seremoninya. Lewat whatsapp grup SosBim PBLHS yang dibuat setelah kami para peserta mendaftarkan diri ada pengumuman, bahwa hari senin ada uji coba pertemuan virtual untuk kelancaran pada hari H nya nanti.

Selasa seperti pengumuman di whatsapp grup kami sudah diminta standby pada pada pukul 07.45 sebagai peserta tentu saja saya bersama teman - teman lain dari SMA Negeri 2 Karimun, Ibu Eva Rina. SPd, Ibu Marteti Nopita. SPd, Ibu Devi Elvita, SPd, Ibu Widiawati, SPd sudah siap - siap di depan laptop dan handphone masing - masing. Maklum walaupun ini bukan kali pertama mengikuti sosialisasi atau pelatihan secara daring tapi yang namanya daring pasti ada saja masalah yang harus dihadapi baik itu oleh panitia maupun oleh peserta.

Untuk saya sendiri kebetulan hari ini mengajar 3 kelas dan akan mengambil tes di kelas berkenaan, maka saya sudah berencana menggunakan handpone saja. Tepat pukul 7.45 saya sudah login di aplikasi Microsoft Teams yang akan digunakan untuk sosialiasi PBLHS, karena menggunakan link kami para peserta langsung bergabung dalam pertemuan ini.

Tentu saja yang menjadi masalah adalah jaringan Wife yang tidak stabil membuat beberapa peserta tidak dapat mengikuti sosialisasi ini dengan nyaman. Sementara kami dari SMA Negeri 2 Karimun untuk hari pertama alhamdulillah tidak ada masalah. 

Tapi sebelum acara selesai kami diingatkan untuk memastikan diri sudah mengikuti sosialisasi ini dengan baik, dalam arti kata kami sudah terekam dan terdata dalam pertemuan hari ini. Saya menjadi ragu dan bertanya kepada staf kurikulum yang memberikan kami pelatihan untuk menggunakan aplikasi Team. Menurut informasi beliu jika diundang mengikuti rapat harus menekan join untuk dapat terekam dalam sosialisasi tersebut. Tentu saja hal ini menjadi pemikiran saya, karena dari jam 07.30 sampai jam 12.30 kami sudah duduk mengikuti sosialisasi dengan tertib tapi tidak terdata alangkah ruginya. Untungnya panita berbaik hati setelah kami melaporkan masalah yang kami hadapi. Untuk pertemuan selanjutnya kami diingatkan untuk berhati - hati kembali.

Untuk saya pribadi, baru pada sosialisasi ini absen menyertakan tanda tangan dari peserta, untuk menuliskan nama, nip, serta instansi tentu tidak ada masalah tetapi untuk membuat tanda tangan lumayan menguras tenaga, sampai beberapa kali saya harus mengulangnya dan akhirnya dengan terkirim juga absen dengan tanda tangan menurut saya sangat jelek.

Pasti ada cerita setiap mengikuti pelatihan, dan cerita absen dengan tanda  tangan menjadi bahan pembicaraan kami pada hari kedua. Itulah yang namanya manusia termasuk saya, jika sudah satu ya satu saja tidak memikirkan cara lain, ternyata dengan menggunakan handphone tanda tangan akan lebih mudah daripada mengisi absen dilaptop dan hasilnya tanda tanganya menjadi jelek. Tapi Alhamdulillah semua ini menjadi ide untuk tulisan ini. Kepada panitia acara saya ucapkan sukses, walau dalam keterbatasan masih bisa memberikan ilmu yang menurut saya sangat bermanfaat pada masa pandemic seperti sekarang ini. 

Covid - 19 tidak menyurutkan kami para guru untuk mencari ilmu dan terus menimba ilmu, karena belajar adalah harga mati untuk seorang guru. Mari kita tetap mengali dan mencari ilmu bisa dengan tatap muka dan bisa juga dengan cara virtual. Keduanya membuat kita kaya dengan ilmu. (AZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam Cinta

Bel panjang berbunyi, aku bergegas melangkah menuju parkiran terlambat sedikit saja pasti banyak ruginya. "Assalamualaikum." Gema ...