Selasa, 06 Oktober 2020

Menakutkan, SWAB Tidak!


Swab
 adalah cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan ( sampel ) . Swab dilakukan pada nasofaring dan atau orofarings. Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings dan atau orofarings dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus. Untuk yang belum pernah tentu tidak tahu rasanya, pengen tahu rasanya ?

Innalillahi, terucap spontan dari mulut ini ketika mendapat berita dari salah satu kolega guru di sekolah mengatakan ada salah satu dari kolega guru yang sudah positif Covid -19. Info yang diberikan Covid - 19 dari klaster keluarga, adik ipar guru yang bersangkutan positif Covid - 19. Tentu saja ini memberikan rasa shok kepada yang mendengarkannya. 

Informasi selanjut di dapat setelah membaca chat di whatsapp grup Humas mengumumkan pada hari senin tanggal 05 Oktober 2020 kami semua Guru dan TU harus di SWAB pikiran ini sudah bercampur aduk.

Yang terpikir pertama kali adalah menelepon adik saya yang nomor 4, ini malam minggu malam yang biasanya kami kumpul keluarga di rumah orang tua, dengan pesan jangan memberitahukan dulu kepada kedua orang tua kami. Kebetulan orang tua kami yang laki - laki, Ayah masih dalam masa pasca operasi dan ada penyakit lain yang masih harus diterapi. Saya tidak mahu keadaan ini akan membuatnya bertambah sakit.

Untuk suami serta anak dan cucu yang tinggal bersama saya, saya sudah memberitahukan, untungnya reaksi mereka sangat mendukung dan memberikan suppor. " Ibu tidak menunjukkan gejala batuk atau deman. Apalagi sudah 2 minggu Ibu tidak berinteraksi langsung dengan Ibu yang terjangkit Covid - 19 kata suamiku memberikan semangat.

Menunggu hari senin, saya tidak mau mencari - cari info mengapa Ibu yang sudah positif Covid -19 itu masih juga datang kesekolah. Saya hanya meningkatkan imun dengan mengkonsumsi vitamin C seperti yang disarankan adik dan teman - teman di whatsapp grup Humas. Masker juga saya berikan aroma minyak kayu putih yang memberikan kesan rileks dan nyaman.

Malam hari minggu sebelum tidur saya melihat chat di whatsapp grup humas yang mengeluh setelah mendengar berita akan di SWAB ada yang langsung deman dan tensinya naik. Saya hanya berdoa kepada -Nya semoga kami semua dalam keadaan sehat.

Pagi senin yang ditunggu datang, sesampainya di sekolah saya melihat beberapa orang guru sudah datang dan berkumpul membicarakan masalah yang tengah kami hadapi. Ada pro dan kontra atas tindakan yang dilakukan oleh Ibu yang terjangkit Covid -19 yang sudah positif, mengapa masih datang kesekolah. 

Wajar rasanya jika semua warga merasa cemas dan memberikan argumen yang memojokkan. Semua takut kepada Covid - 19, tapi  masih ada juga yang tidak mau di SWAB dengan alasan sakit. Ada juga yang mengatakan mengapa tidak di Rapid dulu baru di SWAB.

Jam 09.30 petugas kesehatan datang, kami diminta mengumpulkan 3 fotocopy KTP dan mengisi blanco serta diwawancara mengenai kedekatan kami dengan yang terjangkit Covid -19. Untuk menyenangkan hati saya bertanya kepada petugas kesehatan kenapa tidak di Rapid dulu baru SWAB. Jawaban petugas karena sudah ada yang Positif maka semua yang kontak langsung harus di SWAB supaya hasilnya lebih akurat.

Kecemasan mulai dirasakan lagi, karena sebelumnya kami masih berharap di rapid saja. Ada yang menanggis ada yang langsung pucat, akhirnya kami saling menguatkan, ini untuk kebaikan kami semua. Banyak nyawa yang dipertaruhkan jika tidak mau di SWAb. Saya pribadi saja masih ada orang tua dan Cucu yang rentan dengan Covid ini, saya tidak mau ambil resiko dengan tidak di SWAB. Biarlah sakit sewaktu di SWAB tapi menyenangkan semua pihak.

Antara takut dan mau melihat, akhirnya saya memberanikan diri melihat yang duluan di SWAB. ada yang menunjukkan rasa sakit ada juga yang tidak, ada yang sampai meneteskan air mata sampai bersin sewaktu alatnya di masukkan kehidung. Satu persatu dari kami di panggil, akhirnya sampai pada giliran saya. Tenang saja bu, kata petugas kesehatannya. Buka mulut ibu, setelah saya membuka mulut petugas memasukkan alatnya, rasanya hanya sedikit aneh begitu juga ketika petugas kesehatanya memasukkan alat yang sama kehidung saya. Rasa geli tidak memakan waktu lama pengambilan sampel sudah selelsai. 

Alhamdulillah, apa yang diceritakan oleh orang - orang tentang SWAB tidak menakutkan. Percayalah SWAB tidak menakutkkan tapi hasilnya lebih akurat, semoga hasil kami semua negativ, semoga. (AZ)




2 komentar:

Postingan Terbaru

Membuka Minda dengan Mengikuti Sinkronisasi Pemetaan Pendidik

 Undangan dari chat WA dari Ka. TU Ibu Melda Ponggoh untuk mengikuti sinkronisasi Perhitungan dan Pemetaan Pendidik pada Jenjang Menengah da...