Selasa, 22 Februari 2022

Benarkah Kau Menangis Anakku

 Mengajar bukan lagi hal biasa, tapi luar biasa pasti ada cerita yang menarik setiap harinya. seperti hari ini, setelah diumumkan pembelajaran dengan PTM 50% tentunya setiap kelas yang dimasuki hanya tinggal beberapa siswa yang pembangiannya berdasarkan absen untuk memudahkan para guru mengecek kehadiran siswa di dalam kelas.

Kondisi seperti ini, memungkin terjadinya ada kelompok belajar yang kehilangan siswa yang biasanya menjadi teman sejawat dalam pembelajaran. 

untuk pembelajaran akuntansi selalu memasangkan siswa berdasarkan tempat duduknya untuk memudahkan penerimaan materi, dan hal ini membuat siswa yang berada pada shift tertentu menjadi kurang bergairah belajar karena mereka tidak bisa bertanya kepada teman sejawatnya karena pada shift yang berbeda.

Hal ini juga membuat guru harus lebih ekstra memberikan tugas, jangan sampai terjadi tugas yang diberikan pada shift sebelumnya akan menjadi bahan contekan untuk shift sebelumnya sehingga mereka tidak belajar sebagaimana mestinya.   

Dan hari ini, sesuatu yang diluar dugaan terjadi, ketika saya memeriksa tugas yang sudah diberikan ada salah satu siswa yang mengatakan bahwa dirinya sudah menyelesiakan tugas yang diberikan tetapi kenapa hasilnya salah, sementara di shift  sebelumnya saya memberikan nilai. 

Tersenyum, sebelum menjawab menjadi andalan saya akhir - akhir ini karena ada - ada saja ulah mereka siswa - siswa saya. dengan mengambil pena bertinta merah saya mulai menjelaskan dimana letak kesalahan yang dibuatnya. 

menjelaskan kepadanya mengapa apa yang dibuatnya tidak mendapatkan nilai. dengan suara lembut saya mengatakan jangan mencotek bodoh, tapi menconteklah dengan pintar. Saya menjelaskan arti mencotek pintar itu adalah perhatikan semua angka yang tersedia, serupa tapi tidak sama sehingga setelah saya menjelaskan dengan cara perhitungan manual hasil dari rekapitulasi yang seharusnya dipindahkan ke buku besar angkanya sama, apa yang sudah menjadi saldo dibuku besar tinggal dipindahkan ke neraca saldo.

Saya meminta siswa saya untuk memperhatikan angka - angka yang sudah saya lingkari dengan pena merah yang menjadi kesalahannya, Setelah jelas saya memintanya untuk memperbaikinya. 

Tak lama saya mendengar, salah satu siswa saya berkata bu ada yang menangis tentu hal ini menjadi perhatian saya. bertanya adalah hal lanjut yang harus saya lakukan, dan jawaban yang saya terima sungguh diluar dugaan, siswa saya menangis karena merasa telah salah melihat pekerjaan teman shift sebelumnya padahal soal ini sangat mudah dikerjakan.

Semoga semua siswa saya merasa bahawa kejujuran dalam mengerjakan tugas adalah penting bukan soal angka yang diperoleh tapi tanggung jawab dalam belajar itulah nilai tertinggi yang harus mereka fahami, Sekolahku Sayang Sekolahku Gemilang jayalah selalu dan mencetak generasi cinta belajar seperti gurunya yang tidak putus belajar untuk menambah ilmu sehingga menjadi pendidik yang mementingakan mutu pendidikan tentunya, insyaallah.***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...