Minggu, 06 Februari 2022

Menulis, Apa bisa

 

Menulis sejak kecil dipaksa untuk bisa menulis, dari merangkai kata sampai benar – benar menjadi kalimat yang bisa dibaca. Masih ingatkan bagaimana sewaktu diajarkan mengeja setiap alphabet dari hurup A sampai Z, terus diulang dan diulang sehingga dari mengenal hurup A sampai bisa mengabungkan setiap hurup sehingga menjadi bacaan yang enak dibaca.

Setiap hari kita membaca tanpa kita sadari sensor mata melihat semua di depan kita kita olah menjadi bacaan yang dibaca oleh otak kita, jadi jika dan yang mengatakan tidak membaca tentu salah besar.

Sekarang setelah membaca kenapa kita tidak menulis dari apa yang kita baca, misalnya hari ini kita melihat kejadian yang sungguh mengugah perasaan, cepat – cepat ambil pena tidak tidak ada pena tentu ada handphonekan? silakan menulis di note, aplikasi yang sudah tersedia di handphone.

Jika tidak silakan install aplikasi speechnotes untuk merekam suara jika tidak sempat untuk mengetik di note, setelah ada waktu dengarkan kemudian mulailan menulis, mudah bukan.

Pasti ada yang mengatakan tidak mudah, apa benar menulis adalah pemilik seorang penulis terkenal saja, tentu yang bisa menjawabnya adalah orang yang menulis walaupun tulisan tidak terkenal tapi ada rasa kepuasan setelah menulis.

Benar menulislah, semoga dengan menulis kita bisa memacu kerja otak sehingga terhindar dari penyakit pikun, ini sich kata orang bijak yang ada di internet. Jika menulis dapat menghidari penyakit pikun kenapa tidak mulai menulis, biarkan tulisan kita menemukan penulisnya sendiri tidak perlu cemas jika apa yang kita tulis belum terbanyak oleh ribuan orang, tapi bersyukurlah jika apa yang kita tulis bisa memberikan dampak positif walau hanya untuk satu pembaca.

Menulis, apa bisa. Tentu jawabanya bisa, sediakan waktu untuk. Pilih sendiri apa yang mau ditulis bisa opini, artikel, kolom, best practice, jurnal, cerpen, pantun, puisi, pentigrap, selamat menulis.***

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...