Ramadhan tahun ini sudah masuk hari ke tujuh,
pada hari Kamis, 30 Mei 2020 ini. Sebelum ramadhan datang di sana sini sudah
terdengar akan ramadhan tahun ini akankah sama dengan ramadhan tahun kemaren
suasananya.
Ramadhan sebelumnya selalu ramai dengan
bazaar ramadhan yang menyediakan berbagai macam juadah makanan untuk perbukaan
(ngabuburit istilah orang jawa) dan taraweh bersama serta pernak – pernik
ramadhan lainnya.
Tahun ini karena Covit – 19 semua menjadi berubah,
sebagai masyarakat yang taat dengan pemerintah, mau tidak mau ada beberapa
kegiatan rutin yang dilaksanakan semasa ramadhan pasti akan berubah.
Perubahan itu sendiri pasti ada pro dan
kontranya, bagaimana kita menyikapinya itu yang paling penting.
Sebisa mungkin segala sesuatu yang bisa
dibuat di rumah dibuat saja, begitu juga dengan ibadah malamnya.
Tharaweh ramadhan tahun ini, sesuai dengan
anjuran pemerintah terpaksa dilaksanakan dirumah saja. kami satu keluarga solat
di rumah saja.
Walaupun tidak ada ceramah singkat sebelum tharaweh
tapi pelaksanaan tharaweh tahun ini sama dengan tahun – tahun sebelumnya.
Selalunya mengikuti suami untuk mengisi
ceramah ramadhan dan jika ada pengurus masjid yang meminta untuk menjadi imam
maka suamiku akan menjadi imam sholat tharaweh juga.
Tahun ini masih sama, suamiku menjadi imam
sholat tharaweh kami, yang berbeda hanya makmumnya saja.
Biasanya yang menjadi makmun adalah masyarakt
setempat dimana suamiku diminta ceramah, sekarang yang menjadi makmuk selain
diriku, ada anak menantu dan cucu tertuaku yang baru berumur lima tahun
setengah.
Bukan karena jumlah yang menentukan shalat
taraweh kita diteriman, dimanapun
dilaksanakan taraweh punya makna bahwa kita sebagai umat islam bergembira
menyambut datangnya bulan suci ramadhan.
Seperti tahun ini ada kegembiraan lain dalam
melaksanakan shalat taraweh bersama keluarga.
Tahun – tahun sebelumnya kegembiraan tharaweh
bisa bersilaturahmi bersama warga, yang biasanya berjumpa setahun sekali, tapi
tahun ini kegembiranya karena ada tingkah laku cucuku yang nomor tiga.
Karena cucuku yang nomor tiga baru berumur
sebelas bulan dan belum pandai berjalan, ini yang menjadikan tharaweh berbeda tahun
ini.
Setiap kali kami melaksanakan shalat tharaweh
si kecil Caca kami memanggilnya, selalu berthawaf ria menggelilingi kami yang
sedang berdiri solat.
Seperti tidak ada penatnya si kecil caca
selama beberapa hari ini menemani tharaweh kami degan berthawaf rianya dia.
Mengapa aku mengatakan thawaf, karena setiap
kali kami melaksanakan shalat tharaweh, cucuku caca tidak pernah berhenti merangkak
mengelilingi kami seperti orang lagi berthawaf. Jika penat sesekali caca akan
bergelantungan kepada salah satu kami yang lagi sholat dan kemudian berthawaf
lagi.
Ini yang sangat menghibur hati, pernah pada
malam ketiga tharaweh aku sengaja tidak ikut sholat tharaweh bersama dengan
maksud untuk menjaga si caca supaya tidak menganggu orang sholat malah dia
menangis. Akhirnya kami memutuskan untuk membiarkannya berkeliaran merangkak berthawaf
selama kami melaksanakan shalat tharaweh.
Mungkin suasana ini tidak akan dialami jika
Ramadhan tahun ini sama dengan Ramadhan tahun lalu.
Ternyata semua ini ada sisi baiknya, tinggal bagaimana
kita menyikapinya saja. Semoga kita selalu mensyukuri setiap kesempatan yang
sudah ditentukannya. Selamat berthawaf ria cucuku caca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar