Minggu, 10 Mei 2020

Thawaf Cucuku

Ramadhan tahun ini sudah masuk hari ke tujuh, pada hari Kamis, 30 Mei 2020 ini. Sebelum ramadhan datang di sana sini sudah terdengar akan ramadhan tahun ini akankah sama dengan ramadhan tahun kemaren suasananya.
Ramadhan sebelumnya selalu ramai dengan bazaar ramadhan yang menyediakan berbagai macam juadah makanan untuk perbukaan (ngabuburit istilah orang jawa) dan taraweh bersama serta pernak – pernik ramadhan lainnya.
Tahun ini karena Covit – 19 semua menjadi berubah, sebagai masyarakat yang taat dengan pemerintah, mau tidak mau ada beberapa kegiatan rutin yang dilaksanakan semasa ramadhan pasti akan berubah.
Perubahan itu sendiri pasti ada pro dan kontranya, bagaimana kita menyikapinya itu yang paling penting.
Sebisa mungkin segala sesuatu yang bisa dibuat di rumah dibuat saja, begitu juga dengan ibadah malamnya.
Tharaweh ramadhan tahun ini, sesuai dengan anjuran pemerintah terpaksa dilaksanakan dirumah saja. kami satu keluarga solat di rumah saja.
Walaupun tidak ada ceramah singkat sebelum tharaweh tapi pelaksanaan tharaweh tahun ini sama dengan tahun – tahun sebelumnya.
Selalunya mengikuti suami untuk mengisi ceramah ramadhan dan jika ada pengurus masjid yang meminta untuk menjadi imam maka suamiku akan menjadi imam sholat tharaweh juga.
Tahun ini masih sama, suamiku menjadi imam sholat tharaweh kami, yang berbeda hanya makmumnya saja.
Biasanya yang menjadi makmun adalah masyarakt setempat dimana suamiku diminta ceramah, sekarang yang menjadi makmuk selain diriku, ada anak menantu dan cucu tertuaku yang baru berumur lima tahun setengah.
Bukan karena jumlah yang menentukan shalat taraweh kita diteriman,  dimanapun dilaksanakan taraweh punya makna bahwa kita sebagai umat islam bergembira menyambut datangnya bulan suci ramadhan.
Seperti tahun ini ada kegembiraan lain dalam melaksanakan shalat taraweh bersama keluarga.
Tahun – tahun sebelumnya kegembiraan tharaweh bisa bersilaturahmi bersama warga, yang biasanya berjumpa setahun sekali, tapi tahun ini kegembiranya karena ada tingkah laku cucuku yang nomor tiga.
Karena cucuku yang nomor tiga baru berumur sebelas bulan dan belum pandai berjalan, ini yang menjadikan tharaweh berbeda tahun ini.
Setiap kali kami melaksanakan shalat tharaweh si kecil Caca kami memanggilnya, selalu berthawaf ria menggelilingi kami yang sedang berdiri solat.
Seperti tidak ada penatnya si kecil caca selama beberapa hari ini menemani tharaweh kami degan berthawaf rianya dia.
Mengapa aku mengatakan thawaf, karena setiap kali kami melaksanakan shalat tharaweh, cucuku caca tidak pernah berhenti merangkak mengelilingi kami seperti orang lagi berthawaf. Jika penat sesekali caca akan bergelantungan kepada salah satu kami yang lagi sholat dan kemudian berthawaf lagi.
Ini yang sangat menghibur hati, pernah pada malam ketiga tharaweh aku sengaja tidak ikut sholat tharaweh bersama dengan maksud untuk menjaga si caca supaya tidak menganggu orang sholat malah dia menangis. Akhirnya kami memutuskan untuk membiarkannya berkeliaran merangkak berthawaf selama kami melaksanakan shalat tharaweh.
Mungkin suasana ini tidak akan dialami jika Ramadhan tahun ini sama dengan Ramadhan tahun lalu.
Ternyata semua ini ada sisi baiknya, tinggal bagaimana kita menyikapinya saja. Semoga kita selalu mensyukuri setiap kesempatan yang sudah ditentukannya. Selamat berthawaf ria cucuku caca.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...