Tak ada rasa menyesal, walau setelah banyak badai yang kita lalui bersama. Kadang ada rasa ingin meninggalkanmu, ketika sesak mendera bagai badai yang datang menerjang. Semua akan berubah seketika ketika kau memberikanku perhatian kecil yang menurut orang lain tidak berarti sama sekali.
“sah” kata itu mengikatku serta membuatku harus pasrah akan takdirku.
Menjadi istri serta pendampingmu dalam
suka dan duka, bukanlah hal yang mudah. Pautan umur yang membuatku harus
tertatih dan merangkak mengisi hidupmu. Tapi karena ada ikatan suci yang sudah
membelengguku aku harus menjaganya dan memupukkan biar tidak busuk oleh racun
hidup dunia yang membuat kita berpisah.
Pandanganku melebar, semua ini bagaikan
cermin mengingat masa lalu kita. Aku tidak muda lagi ketika datang rombonganmu
meminang setelah dua minggu kedekatan kita, Kau mengatakan akan menikahiku.
Buat semua yang mengenalmu, mungkin aku beruntung dipinang oleh lelaki yang
mempunyai pangkat dan kedudukan dimasyarakat, tapi apakah mereka tahu, aku
masih gadis kecil yang sudah berumur, menginginkan cinta dalam perjalanan
hidupku. Aku ingin di manja dan menjadi pujuan hati olehmu. Tapi aku harus
pasrah jika aku memilihmu, aku bukan satu – satunya yang menjadi pujaan hatimu
saat itu. aku harus berbagi dengan buah hasil pernikahanmu yang terdahulu.
Entah karena apa aku memilihmu, entah karena umur yang memaksaku atau karena
mungkin ini takdir yang diperuntuk buatku oleh-Nya.
Waktu berjalan, semua dalam suka dan
duka. Ada kalanya aku merasa lelah untuk menjauh darimu tapi ada semacam tali
kasat mata yang memintaku tetap bertahn, cibiran serta kata yang memuakkan ada
disekitarku tapi kau mengingatkanku bahwa hidup tidak akan lepas dari cobaan
yang menguatkan suatu hubungan.
Adakah kau tahu, sesekali aku butuh
perhatianmu melebihi perhatian yang telah kau berikan. Sikap angkuhku kadang
membuatku merasa aku dinomor duakan, tapi sekali lagi aku selalu mengerti aku,
dengan sikap dewasamu aku membimbingku dalam langkah yang mungkin tidak pernah
terpikirkan olehku dulu.
Sekali lagi hari ini, kau mengatakan
padaku. Jangankan mengingat hari pernikahan kita, hari lahirnya saja dia lupa.
Tapi itulah dirinya, sosok lelaki yang sudah aku pasrahkan dalam menjalani suka
duka, semoga bertambahnya usia pernikahan kita membuat aku menjadi insane yang
lebih mensyukuri semuanya. Tapi sekali lagi, bombing aku, setelah cinta
pertamaku, Ayahnda tercinta tidak lagi menemaniku karena harus menghadap sang
pencipta.
Selamat buat kita berdua suamiku, semoga
janah kita bersama tidak ada kata tergantikan dirimu buat diriku, suamiku.(AZ)
Karimun, 141121
Tidak ada komentar:
Posting Komentar