Rabu, 24 Februari 2021

Bedah Buku Wartawan Bangkotan Luar Biasa

 


Menjadi ketagihan mengikuti bedah buku yang diselenggarkan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlah. Selasa, 23 Februari 2021 para peserta akan diajak membedah buku yang ditulis oleh wartawan senior yaitu Bapak Nur Terbit.

Susunan acara tetap yang bikin salut rasa nasionalisme dengan selalu mengajak para peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sahabat di kelas menulis pada kelas menulis bersama Om Jay dan PGRI bu Aam Nurhasanah di daulatkan menjadi moderato, sementara untuk co-host bapak Nuryadi.

Setelah kata sambutan oleh pemilik YPTD bapak Thamrin Dahlan, acara langsung di isi oleh Bapak Nur Terbit yang malam ini bukunya yang berjudul Wartawan Bangkotan yang akan di bedah. Paparan isi bukunya tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak peserta malam ini. Belum lagi setelah seorang bloger terkenal yang sering disapa Omjay memberikan komentar tentang buku Wartawan Bangkotan tentu antusias peserta untuk bertanya tentang buku ini bertambah besar.

Seperti acara sebelumnya yang menarik dari bedah buku yang diselenggarkan oleh YPTD tentunya acara tanya jawab yang menyangkut buku yang dibedah yang disertai  kuis dengan hadiah buku dari penulis.

Pertanyaan datang dari Ibu Maesa, Ibu Heddy Mochtariza, Bapak Undang Koswara, Ibu Agustiani, yang lebih seru ada raisa hand dari salah satu peserta yang sudah diberikan kesempatan tapi entah karena apa yang pasti karena kesalahan teknis dimana speaker tidak hidup menyebabkan bapak tersebut tidak bisa bertanya yang sabar ya Bapak M Rasyid Nur Karimun.

Tidak di duga ada salah satu peserta yang jauh sekali dari tanah air, tepatnya seorang Ibu yang sekarang menetap di Jedah, ya Jedah tempat kita umat islam mengidam - idamkannya supaya bisa sholat dan mengunjingi Raudah yang menjadi tempat di ijabahnya segala doa.

YPTD memang keren dan super bekan, sangat beruntung rasanya diri saya bisa bergabung dengan orang - orang yang membumikan literasi, buku adalah tanda bahwa kita pernah ada di dunia maya ini. Semoga buku - buku saya menjadi bukti bahwa saya pernah ada dan meninggalkan karya yang mungkin bagi sebagian orang hanya karya bisa tapi bagi saya merupakan maha karya yang tiada terkira.(AZ)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...