Sabtu, 08 Januari 2022

Malam Minggu Bersama Bunda

 

Sejenak melepas segala kesibukan sepekan dengan berjumpa dengan bunda, sudah hampir delapan bulan kepergian Ayahnda tercinta tujuan bersilaturahmi hanya dengan beliau saja. ada rasa pilu terbersit di dada, bagaimana tidak sebagai anak rasanya lalai membuatnya bahagia, di masa tua di tinggal pasangan hidup dengan anak – anak, terkhusus diri saya yang hanya bisa mengunjungi beliau jika malam minggu saja.

Senyum yang tidak muda tapi selalu membawa kesejukan jika memandangnya, mata dengan sinar yang meredup tapi membuat teduh melihatnya.

“Jika terlalu lelah, jangan dipaksakan untuk berkunjung, Mak sehat – sehat saja.” ucapan yang membuat hati ini menangis. Jika berkunjung pasti ada cerita yang mengalir, semua rasanya ingin diceritakannya. Betapa beliau merasa kesepian, dari caranya bercerita aku tahu ada rasa rindu jika lama tidak mengunjunginya.

Jadi teringat pada diri sendiri, jika suatu saat nanti waktuku akan tiba, dimana kesepian menjadi teman setia sehingga ajal menjemput.

Jadi teringat chat adik beberapa hari yang lalu, mengatakan Bunda makan hanya satu kali satu hari. ketika ditanya jawabannya kerana sudah sebulan ini tangannya sering kesemutan dan tak bisa dikepalkan sehingga niatnya untuk tidak makan malam, dan hasilnya sungguh menakjupkan rasa semutan pada kedua tangan sudah berkurang. Ingin percaya tapi tahu bagaimana beliau selalu tidak makan jika memikirkan salah satu dari kami.

Mata itu rindu dengan anak – anak yang sekarang jarang menemaninya, jika dulu masih ada belahan jiawa yang menemani sekarang tinggal sendiri, pasti rasa rindu dengan kami anak – anaknya pasti lebih terasa.

Malam ini memujuk dirinya untuk pergi melepas lelah, tapi jawaban bijak keluar dari mulutnya. Mak tahu anak – anak mak sibuk bekerja dan keluarga, sudah datang menjenguk saja sudah senang. Kita makan di rumah saja. tapi akhirnya berhasil juga mengajaknya untuk menghibur diri dengan menyantap makan malam di rumah makan tepi laut Raja Husin.

Semoga masih diberi kesempatan untuk membuat dirinya merasa bahagia, sungguh kasih ibu tak terbilang kasih anak kadang lupa diri, maafkan anakmu yang kadang lupa bahwa kau membutuhkan kami untuk melepas rindu kepada Ayah  yang telah pergi.

 

 

 

                                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...