Rabu, 15 Juli 2020

Goro Hari Ke Dua


Hari pertama sekolah dimulai dengan rapat awal tahun dengan agenda menghadapi pembelajaran masih masa Covid – 19. Hari selesa berdasarkan surat edaran Provinsi Kepualuan Riau untuk siswa belajar di rumah sementara guru – guru tetap hadir di sekolah. Hasil rapat senin bersama jajaran SMA Negeri 2 Karimun, setiap hari kami hadir dan print finger pada pukul 07.30 dan pulang pada pukul 15.00 wib.
Gotong royong menjadi agenda hari selasa untuk membersihkan ruangan kami, ruangan majelis guru. Ruangan yang di tempati 37 orang yang terdiri dari Wakil kurikulum dan staf pada ruangan tersendiri, ruangan wakil kesiswaan dan terakhir ruangan besar berisi 34 guru dan satu ruangan pentri.
Namanya guru, menyimpan arsip sudah menjadi keharusan inilah yang menjadi cerita lucu kami hari ini. Yang namanya goro tentu ada yang dibuang, bukan hanya menyusun dan menatanya kembali. Ada beberapa teman guru yang kebagian dalam MPLS tentu tidak ikut goro, bukan berarti tempat duduk mereka tidak dibersihkan. Karena bukan orang yang bersangkutan yang membersihkan tentu tidak tahu mana arsip yang harus dibuang dan di simpan. Guru yang bersangkutan hanya mengatakan buku siswa yang sudah naik ke kelas atas boleh di buang, hanya itu pesan yang diberikan. Tanpa memikirkan ada berkas yang harus di simpan untuk kepentingan sekolah seperti Akreditasi, sekolah sehat, adiwiyata dan lain – lain.


Untungnya saja sebelum semua sampah di angkut oleh tukang sampah, secara tidak sengaja saya melihat banyak sekali map berisi karya siswa – siswa yang mau di masukkan ke dalam pickup sampah. “ Pak jangan dimasukka dulu map – map ini” kataku kepada tukang sampah. Masuk ke dalam majelis guru sambil berkata, “ Ibu – ibu map berisi karya siswa tolong di sortir lagi, itu akan berguna untuk Akriditasi sekolah 2 tahun yang akan datang.
Serentak semuanya berkata, “ untung di ingatkan, terima kasin Bu Baya.” Sibuklah kawan – kawan guru pada mengambil berkas – berkas penting yang hampir terbuang. Bukan berarti tidak digunakan lagi akan menjadi sampah, karena bukti autentik adalah arsip yang harus selalu ada untuk dari berkas yang sudah lama. (AZ)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Membuka Minda dengan Mengikuti Sinkronisasi Pemetaan Pendidik

 Undangan dari chat WA dari Ka. TU Ibu Melda Ponggoh untuk mengikuti sinkronisasi Perhitungan dan Pemetaan Pendidik pada Jenjang Menengah da...