Selasa, 21 Juli 2020

Benar - Benar Terkejut.

Selasa/21 Juli 2020, Jam menunjukkan pukul 19.45, baru saja suamiku pamit ingin mengisi bensin motor katanya. Belum sampai sepuluh menit, sudah sampai di rumah. Dari pagi sampai ke sore tidak ada firasat apa - apa. 
Setelah hampir sepuluh menit dirumah, tiba - tiba suamiku bertanya ," mana kain kasa dan betadine atau pakai minyak but - but saja. 

Spontan saja,  saya bertanya kepada suami,"untuk apa kain kasa dan betadine pa, kalau kena minyak panas mendingan pakai minyak but - but. Minyak herbal dari produk HPI yang selama ini kami sekeluarga pakai jika ada yang terluka, alhamdulillah manjur untuk kena minyak panas atau luka yang mengeluarkan darah. 
Sambil menunjukkan luka di bahu dan kakinya, dengan santai suamiku berkata " papa jatuh dari motor. 

Mungki karena tahu istrinya mudah terkejut, dan bisanya langsung pucat kalau mendengar beita terjatuh dari motor atau tabrakan. Dengan gaya santai, suamiku menerangkan, tadi baru separuh jalan melihat ke layar motor ternyata minyak motor penuh, sudah di isi menantuku yang memakai motor siang tadi. Karena itu suamiku tidak jadi mengisi minyak motornya. Waktu mau muter motor untuk pulang keruman ternyata jalannya berpasir, pas motor matic di gas langung terguling motornya. 

Benar - benar terkejut, melihat luka dibahu kanan yang melihatkan daging segar tak terbayangkan seperti apa saat jatuh dari motor yang diceritakan oleh suamiku. Melihat lukanya saja aku sudah pusing, sambil memanggil anakku yang bungsu, suamiku masih berkata "lukanya tidak apa - apa. Diobati dengan revanol dan betadine saja" kata suamiku menyakinkanku. Tapi aku bersikeras meminta anakku yang bungsu untuk mengantar suamiku ke dokter praktek yang di dekat rumahku.

Akhirnya aku yang menang, setelah keras berargumentasi dengan suamiku yang tidak ingin ke dokter. "Kepalanya tidak sakit" komentarku, karena kalau bahu kanannya sampai terkelupas kulitnya pasti kepala suamiku terbentur juga. Lebih baik diperiksa, daripada ada apa - apanya nanti, kataku lebih lanjut. 

Aku benar - benar terkejut dengan sikap suamiku, untuk menyenangkan hati istrinnya yang penakut dengan darah dengan cara santai ia menyampaikan berita jatuhnya dari motor. Pasti menahan sakit yang lumayan menyiksa. Melihat daging yang terkelupas itu, Ya Allah kenapalah aku begitu takut dengan darah, disebabkan itu aku gagal tes menjadi perawat. Dan sampai sekarang jika suami, anak - anak serta cucuku jatuh yang mengeluarkan darah pasti aku yang pingsan dulu. (AZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...