Minggu merupakan hari keluarga, semua
kesibukan di luar kepentingan rumah buat sementara di pending dulu. Azan subuh
sudah memulai aktifitas dengan menjalankan kewajiban kepada yang maha pencipta.
Bersyukur atas nikmat hidup, bertambah satu hari lagi umur ini. Jika badan
tidak terlalu lelah, biasanya pergi berlari pagi bersama suami ke Costal Area
dan cucu. Setelah penat berlari, sarapan pagi dan akhirnya mendarat di pasar
Sri Maimun untuk berbelanja keperluan dapur untuk beberapa hari.
Kebetulan hari ini sudah berjanji dengan
anakku yang nomor tiga, si bungsu untuk menguras kolam ikan nila dan ikan patin
di samping rumah. Sudah beberapa hari ini ikan peliharaan kami banyak yang
mati, biasanya karena terlalu penuh isinya maka ikan – ikan yang tidak kuat
staminanya akan mati.
Jam 8.30 setelah melahap menu lontong untuk sarapan
pagi. Dua jagoanku di komandani oleh papanya untuk menguras kolam yang lumayan
besarnya. Pemandangan yang tidak bisanya, kedua jagoanku paling susah untuk
disuruh membersihkan kolam ikan bersama – sama. Tapi pagi ini ke tiga jagoanaku
kompak membersihkan kolam ikan kami.
Bersama cucu pertamaku Akiif dan cucu ke
tigaku Caca, kami menjadi penonton melihat ketiga jagoanku bergotong royong menguras
kolom ikan. Kolam pertama berisi ikan
nila yang lumayan banyak isinya, kami mengambil yang besar – besar sebanyak 15
ekor untuk digoreng kering dan dibuatkan sambal belacan pasti nikmat. Terlintas
dipikiranku sewaktu anakku yang bungsu mengatakan mau menguras kolam ikan.
Setiap menguras kolam ikan, kami pasti akan
mengambil beberapa ekor untuk menjadi santapan makan pada hari itu. Setelah selesai
dengan kolam pertama, ke tiga jagoanku beralih mengurus kolam no dua. Ternyata kolam
nomor dua berisi ikan pantin, ikan patiinya sudah besar – besar ada lebih dari sepuluh
ekor, tiga ekor ikan patinnya beratnya
kurang lebih 2 kilo, sementara yang lainnya perkiraanku pasti beratnya sudah
diatas setengah kilo sampai dengan 1 kg.
Akhirnya ikan nila yang sudah menjadi rencana
pertama untuk santap siang ini terpaksa ditunda. Suami dan anak – anakku minta
dibuatkan gulai ikan patin saja, akhirnya menu hari ini adalah patin. Ikan patin
seberat 2 kg menjadi pilihan kami. Kami sudah sepakat untuk memasukkan kembali
ikan patin yang masih kecil, sementara yang besar kami berikan kepada tetangga
kami satu, sementara yang duanya lagi diberikan kepada adikku yang nomor empat
dan ayah mak.
Hampir setengah hari ketiga jagoanku
membersihkan kolam ikan kami, sementara aku kebagian untuk membersihkan dan
memasak ikan sesuai dengan permintaan jagoanku. Pemandangan yang jarang terjadi
setelah anak – anak dewasa mereka mau akur bekerjasama dalam satu kegiatan. Ada
saja yang membuat mereka tidak pernah bisa bekerjasama bertiga, kalau tidak
suamiku dengan si nomor dua atau sebaliknya suamiku dengan anakku si nomor tiga
saja yang bekerja.
Tapi hari ini, mereka bekerja bersama – sama,
aku masih mendengar komentar si nomor tiga berkata. “Pokoknya opi tidak mau
masuk ke dalam kolam, biar abang saja yang masuk opi membuang airnya saja, aku
hanya tersenyum mendengar perdebatan mereka. Sekali – sekali aku dan kedua
cucuku mentertawakan ketiga jagoan kami, jika ikan yang sudah susah payah di
masukkan ember keluar kembali. Belum lagi
si nomor tiga yang selalu usil menakut – nakuti cucuku akiif dengan ikan patin
yang besarnya melebihi betis cucuku.
Akhirnya sebelum sholat zuhur gulai ikan
patin sudah bisa disantap untuk makan siang hari ini, ternyata bahagia itu
sederhana. Ikhlas menerima kekurangan dan kelebihan keluarga. Nikmati saat ini,
karena belum tentu besok kita akan menikmatinya lagi. Terima kasih Ya Allah
atas apapun yang telah engkau berikan kepada keluarga kami, selalu beri kami
kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi segala cobaan. Karena tidak ada manusia
yang sempurna begitu juga dengan diriku, suamiku dan anak – anakku. (AZ)
Mantap..panen sendiri..kolam sendiri....makan bersama.... Jd laper๐๐
BalasHapusIya bu, sarana untuk komunikasi ayah dan anak.
HapusEem mau dong ikan nila nya bu.. Keren bu blog nya
BalasHapusWaduh binggung kirimnya pakai apa ya. Salam literasi
BalasHapus