Jumat, 03 Juli 2020

Produktifitas Menulis Adalah Bukti Kesungguhan Belajar Menulis

Pertemuan ke Lima Belas
Hari Jumat/ Tanggal 03 Juli 2020
Kelas Menulis Bersama PGRI dan Om Jay
Nara Sumber Bapak Dr Ngainun Naim
Tempat/Tanggal Lahir Tulung Agung/ 19 Juli 1975
Riwayat Pendidikan SD Sambidoplang (1988), MTsN Tunggangri Kalidawir Tulung Agung(1991), MAN Denanyar Jombang (1994), S-1 STAIN Tulung Agung (1998), S-2 UNISMA Malang (2002), S-3 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011)
Materi Mari Kita Produktif Menulis
Tempat tugas nara sumber IAIN Tulung Agung.

Sapa hangat dari Om Jay menyapa kami untuk pembuka kelas menulis malam ini, malam ini moderator akan di pandu bu Kanjeng sapaannya setiap hari. Sambil menunggu dimulai materi malam ini, saya melihat youtube yang di share Om jay di link https://wijayalabs.com/2020/06/30/nara-sumber-belajar-menulis-pgri-tanggal 29-juni-sampai-3-juli-2020. 

Materi dimulai pukul 19.07 dengan membaca Bismillahirahmanirohim, Assalamualikum bapak Ibu hebat yang full energi untuk belajar malam ini sapa bu Kanjeng. Bukan sesuatu hal yang istimewa hanya hal sederhana yang akan saya share dengan bapak/ibu pembuka materi dari bapak Dr. Ngainun.
Sesuai dengan unggahan dari Omjay, saya akan menyampaikan bahan diskusi MARI PRODUKTIF MENULIS. Jadi jika Bapak Ibu sudah produktif menulis, berarti topik ini bukan topik istimewa 
sekadar bahan untuk renungan bersama. Saya ingin mengawali paparan malam ini dengan satu pendapat bahwa guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis.
Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan.
Pada pertemuan ini saya akan menyampaikan tentang KUNCI-KUNCI PENTING DALAM MENULIS.
Kunci itu alat untuk membuka. Alat yang bisa menjadikan Bapak Ibu sekalian produktif dalam menulis, sesuai judul materi yang saya bawakan.
Bapak Ibu sekalian bisa mendapatkan kunci tetapi kunci akan sebatas sebagai kunci jika tidak difungsikan.
Keterlibatan Bapak Ibu sekalian di grup ini ibaratnya untuk mendapatkan kunci. Tapi jika sekadar mendapatkan saja dan tidak dipraktikkan, tentu kunci itu kurang fungsional.

KUNCI PERTAMA ADALAH MOTIVASI. Apa motivasi Bapak dan Ibu sekalian?
Silahkan ditata mulai sekarang. Motivasi menulis bisa berupa:
[1] motivasi karir. Bapak dan Ibu sekalian anggota grup. Mencermati komposisi anggota grup ini—maaf jika saya salah—saya berkesimpulan bahwa menulis merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi Bapak Ibu sekalian. Implikasinya, semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
[2] motivasi materi; menulis itu menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.
[3] motivasi politik; menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
[4] motivasi cinta; menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.

Bapak Ibu sekalian bisa memilih jenis motivasinya. Bisa juga menambah jenis motivasi di luar 4 yang saya sebut di atas. Namun perlu diingat bahwa apa pun motivasi yang dipilih maka akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan.

KUNCI KEDUA: MEYAKINI BAHWA MENULIS ITU ANUGERAH.
Saya pribadi berpendapat bahwa mau dan mampu menulis itu anugerah.
Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya; bisa karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Karena itulah bisa menulis—bagi saya—adalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis.
Bapak Ibu sekalian saya sangat yakin bisa menulis. Coba sekarang simak pengalaman menulis Bapak Ibu sekalian. Jika Bapak Ibu sekalian lulusan S1, atau S2 atau S3 berarti sudah menulis ribuan halaman. Ya, ribuan halaman. Kok sekarang mengaku nggak bisa menulis. Terus yang dulu ribuan halaman itu apa yang ditulis? Maaf jika tersinggung.
Bayangkan, saat S-1 Bapak Ibu sekalian setiap semester harus membuat makalah. Paling tidak satu semester harus membuat 10 makalah. Kalikan 10 halaman, berarti kan sudah 100 halaman. Kalikan 8 semester. Berarti kan sudah 800 halaman. Asumsinya 1000 halaman dengan laporan KKN, magang, skripsi. Jumlah halaman pasti bertambah jika Bapak Ibu lulus S2. Total halaman yang ditulis jika sampai lulus S2 saya kira paling tidak 500 halaman. Apalagi jika sampai selesai doktor. Jelas di atas 2.500 halaman. Sekarang hitung berapa laporan penelitian yang harus Bapak Ibu buat setiap tahun. Berapa laporan pengabdian. Sudah ribuan—sekali lagi ribuan—halaman yang sudah Bapak Ibu tulis.

Mari kita urai mengapa kok masih ada yang kesulitan menulis padahal pengalaman menulisnya sudah ribuan halaman. Ada beberapa kemungkinan:
[1] Selama kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi.
[2], tidak menulis karena dibuatkan orang lain.
[3] menulis dengan melakukan “kanibal” tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googe lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan.
[4], begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup. Tugas penulis biasanya di akhir kutipan: BERDASARKAN PAPARAN DI ATAS MAKA DAPAT DISIMPULKAN.
Menulis itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang Bapak dan Ibu hasilkan itu tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama Bapak Ibu sekalian terus menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang berbeda dengan kawan-kawan lainnya.

KUNCI KETIGA: MENULIS ITU MEMBERIKAN BANYAK “KEAJAIBAN” DALAM HIDUP.
[1] mendapatkan banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti
[2] sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum.
[3] memiliki banyak teman. [4]. Bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan. [5] tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.

KUNCI KEEMPAT: TIDAK MUDAH MENYERAH.
Banyak orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali.
Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.

KUNCI KELIMA: BERJEJARING. Jadi penulis jangan menepi. Memang saat sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan semacam ini juga dalam rangka berjejaring.

KUNCI KEENAM: MENULIS SEBANYAK-BANYAKNYA. Menulislah setiap hari tanpa henti. Lakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik.
Baik Bapak Ibu sekalian. 6 kunci yang saya uraikan bisa membuat membuat Bapak Ibu sekalian produktif menulis.
Tapi--sekali lagi--kunci itu adalah alat, tinggal bagaimana kunci itu digunakan secara tepat

Materi yang panjang lebar akhirnya mengundang banyak pertanyaan dari peserta b malam ini, pertanyaan pertama datang dari Lebak banten. menandakan sesi kedua dari kelas belajar menulis sudah dimulai. Mari kita simak pertanyaan yang akan membuat kita cintan akan menulis.
Assalamualaikmum Dr. Naim. Materi 6 kunci tadi sangat luarr biayasa. Pertanyaan saya, bagaimana caranya menyusun resume jadi sebuah buku yang menarik untuk dibaca? apakah tanggal dalam resume harus dihilangkan? atau dibiarkan? Soalnya ada yang bilang, kalo buat buku, tanggal dan bulan resume harus dihilangkan. Mohon pencerahannya. AAM NURHASANAH LEBAK BANTEN
Jawaban :
Waalaikumsalam. Terima kasih Ibu. Menurut saya tanggal tidak perlu dicantumkan. Saya kebetulan memiliki sebuah buku yang merupakan review dari banyak buku. Judulnya Teraju: Strategi Membaca dan Mengikat Makna
Yth. Bp. Dr. Ngainun Naim, perkenalkan saya. Nama : sri budiarti . Asal    : bantul. Gel.     : 12 
Pertanyaan :  Menurut Bp. Naim pribadi , kriteria tulisan yang baik dan berkualitas itu seperti apa,  lalu apa saja kiat yang Bp lakukan untuk  menghasilkan karya tulis yang bisa diterima khalayak / penerbit . Terima kasih atas penjelasannya
Jawaban :Kriteria (1) SELESAI DITULIS. Ini penting. Sebagus apa pun ide, jika belum selesai ditulis ya belum bagus.  (2) Minim salah ketik atau salah teknis. (3) Bahasa menarik dan didukung oleh logika berpikir yang baik. JIka ingin diterima penerbit, ikuti gaya dan kebijakan penerbit.
Assalamualaikum wr wb. Perkenalkan saya:
Sunaryo, 085246666643, SMPIT Madani Berau. Menjga konsistensi menulis itu tdk mudah, pertanyaan saya: 1. Apa tips yg plg jitu agar kita bs konsisten menulis & produtif ?
2. Kpn waktu yg pas bg kita utk menulis ? Perlukah dg jadwal & target waktu ?
Jawaban :
(1) Semua kebiasaan awalnya dipaksa. Bangun komitmen untuk rutin menulis. Awalnya paksa, lama-lama akan terbiasa.
(2) Setiap orang memiliki jadwal yang seharusnya disusun dan ditaati.
Assalammuailkum wr wb maaf bertanya terima kasih ilmunya.  saya ingin stresing poin ttg jangan hiraukan nyinyiran orang sepertinya ini adalah masalah besar pak. KURANG PD dgn karya sendiri.. mhn petunjuk
Jawaban :
Asa 4 jenis MALU dalam menulis: (1) MALU untuk menulis. Tidak akan bisa menulis. (2) MALU kalau menulis dan tulisannya dibaca orang. (3) MALU sudah mulai hilang. Pokoknya nulis. (4) MALU TIDAK MENULIS.
saya Naharuddin,  Lombok Timur,  Wa No 081997693355. mohon pencerahan cara melawan kwtakutan akan nyinyiran org terhadap karya kita
Jawaban
Selamat malam Pak Ngainun
Perkenalkan saya ibu Aning S dari Pati ...gel 12
Apakah dalam menulis cerpen atau sejenisnya harus menggunakan kerangka tulisan, Pak? 
Apa fungsi kerangka tulisan dalam menulis? Terima kasih
Jawaban
Saya Desi Safitri, no wa saya (081251968618)saya mengajar SMK AL ISHLAH Palangka Raya, Kalteng, mohon izin bertanya pak Doktor. Saya sudah baca semua materi yang bapak sampaikan. Pertanyaan saya adalah selain kiat dan materi yang bapak sampaikan, adakah kiat lain yang sangat efektif untuk membangkitan semangat menulis bagi teman yang ingin menulis tapi alasannya tidak bisa menulis, banyak kerjaan, sibuk, belum ada waktu. Kalau saya sih, cinta menulis puisi sejak saya SMA. Terima Kasih.
Jawaban :
Selamat Malam dari Mardiyanto Kapuas Kalimantan Tengah, yang ingin saya tanyakan kadang ada keinginginan menulis terus menerus tiap hari tapi kadang muncul penyakit malas, bagaimana mengatasinya? terima kasih
Jawaban :
Assalamualaikum 
Terima kasih, pak Naim.. Materinya inspiratif banget.  Sy Noorlanyati dr Semarang mau tanya,  bagaimana menjaga supaya tetap memiliki motivasi yg tinggi utk menulis. Kdg kita bisa ngomong tp tdk pandai/malas utk menulis
Jawaban :
Assalamualaikum. Sebelumnya saya mengucapkan trimakasih,  Luar biasa sekali pak materinya. Maaf saya  Siti Nurlatifah dr Subang gelombang 12. Izin bertanya. Nomor WA: 081320204544
Bagaimanakah menjaga konsistensi dalam menulis, sebab saya merasakan menulis itu masih musim-musiman. Pas lagi mood ya ide muncul, pas lagi tidak mood, ide mampet mohon saran, terimakasih.
Jawaban :
Salam hormat,  selamat malam saya Fuyi Yanti dari Basarang Kalimantan Tengah mohon penguatan karena saat  menulis sering tudak bisa menyelesaikan tulisan karena tidak percaya diri dengan topik yang ditulis,   hal itu sangat biasa dan tidak penting ditulis,  sekali lagi mohon penguatannya.
Jawaban :

Rasa antusias kami peserta tidak luntur buktinya pertanyaan terus berlanjut, walaupun nara sumber harus berobat. Semoga kesehatan pak Ngainum Naim baik-baik saja, materi malam ini sekali lagi mengingatkan kita untuk terus menulis, jangan berhenti menulis. Sebagai Pendidik yang mempunyai pendidikan pasti menulis bukan hal yang luar biasa, jadikan tulisan sebagai langkah kita untuk tetap aktif dalam pendidikan. Harimau mati meninggalkan belang manusia mati meninggalkan nama dalam bentuk tulisan yang akan dikenang orang. Salam sukses menulis untuk kita semua. (AZ)

9 komentar:

Postingan Terbaru

Gapai Cita dalam (Duka) Cinta

  Adik Abah yang dulu tinggal bersama kami sudah lebih sepuluh tahun merantau sejak menamatkan sekolah menegah atas hari ini duduk di ruang ...