Rabu, 19 Agustus 2020

Banggaku Dengan Kelas XII IPS 1

Pembelajaran baru berjalan satu minggu, sementara minggu pertama guru maupun siswa disibukkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi yang harus dilengkapi baik oleh guru maupun siswa.

Hari pertama masuk mengajar pada kelas XII IPS 1 membuatku bangga, dari informasi yang aku terima mereka adalah siswa – siswa yang susah untuk merespon pembelajaran daring ini.

Kami guru – guru kelas XII IPS sudah di ingatkan untuk memantau absen maupun tugas yang diberikan kepada Kelas XII IPS 1 ini, siswa – siswa di kelas ini untuk beberapa orang guru seperti saya belum pernah mengajarkan. Pengalaman saya sebagai guru piket pada tahun pelajaran sebelumnya mengingatkan saya sewaktu mereka berada di kelas XI IPS 1 cukup repot untuk mendisplinkan mereka dalam beberapa hal.

Ya, disekolah kami pada tahun pelajaran 2018/2019 sudah membuat keputusan bahawa siswa akan berada pada kelas yang sama selama tiga tahun  menempati kelas yang sama hanya wali kelas dan guru yang mengajarnya yang berbeda. Hal ini untuk memastikan semua asset yang sudah dimiliki siswa tersebut hasil karya dan swadana mereka akan mereka nikmati selama 3 tahun menimba ilmu di SMA Negeri 2 Karimun.

Sewaktu dikelas X IPS 1 sudah beberapa siswa yang sudah dikatagorikan bermasalah oleh beberapa orang guru yang mengajar, hal ini terus dipantau oleh walikelas dan guru BP sehingga masih bisa teratasi.

Dikelas XI IPS 1 mereka lumayan merepotkan guru yang mengajar, mungkin karena berada pada kelas yang sama maka beberapa siswa yang merasa jika mereka bersatu maka akan menambah kekuatan. Bukan tanpa alasan saya mengatakan demikian, pada piket hari senin, jadwal saya piket. Ada guru yang berhalangan masuk karena sakit, tugas sudah diberikan supaya mereka tidak ribut dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tidak menganggu kelas yang lainya. Tapi yang mereka lakukan adalah bermain gitar dan menyanyi. Bukan karena bermain gitarnya yang menjadi permasalahan yang menjadi permasalah mereka menggunakan spiker pengeras suara seperti orang gamen sekarang ini. Tentu saja hal ini menganggu kelas – kelas lain yang lagi belajar.

Tentu sebagai piket saya mendatangi kelas XI IPS 1 untuk mengingatkan mereka, “ Apa yang saya perintahkan kepada kalian tadi” saya bertanya setelah sampai di dalam kelas. Suasana kelas menjadi hening seketika dengan kedatangan saya, gitarspiker yang digunakan untuk menyanyi serta merta disembunyikan dari pandangan mata saya. Tidak ada yang menjawab, akhirnya saya bertanya kembali. “ mana ketua kelas?

Semua menunjukkan jari mereka kepada salah satu siswa yang ternyata memegang gitar. “ sudah selesai tugas yang Ibu berikan tadi?” semua menundukkan kepala hanya beberapa siswa putrid yang menjawab serentak. “ Tinggal sedikit lagi Bu.” Belum satu jam tadi saya turun untuk memberikan tugas sambil memberikan pesan, jika tugas selesai silakan ketua kelas ke tempat piket untuk memberitahu ibu tugasnya diberikan sudah selelai, dan tolong jangan membuat keributan sehingga menganggu ketenangan kelas lain yang lagi belajar.

“Bawa kesini gitarnya,” saya memerintahkan siswa yang memegang gitar untuk menyerahkan gitar kepada saya. Setelah memberikan sedikit nasehat saya mengingatkan lagi kepada seluruh kelas untuk tidak membuat keributan di dalam kelas. Saya juga memerintahkan terdengar saja bunyi lonceng pergantian jam, semua tugas harus diselesaikan kepada saya, jika ada yang tidak selesai mengerjakan tugas akan saya hukum. Setelah melihat keseluruh ruang saya bermaksud meninggal kelas, belum lagi saya sampai dipintu kelas saya mendengar suara “ Bu kapan gitarnya dikembalikan?” saya berhenti dan memandang kedalam kelas, sambil mencari sumber suara, “siapa tadi yang bertanya?” semuany tertunduk tidak berani menatap saya. Bukan mau menyombongkan diri tapi saya termasuk guru piket yang keras dalam menjalankan tugas sebagai piket. Siswa – siswa kelas X dan XI yang saya tidak masuk mengajar didalam kelas sudah tahu itu.

Melanjutkan langkah kaki yang terhenti karena pertanyaan dari sumber suara yang tidak jelas dan meninggal kelas XI IPS 1. Setelah sampai di tempat piket saya memberikan gitar kepada guru kesenian yang kebetulan lewat. ” Bu Mutia ini gitar kelas XI IPS 1, saya mengambilnya karena mereka menggunakannya pada jam pelajaran bukan kesenian” kata saya. Hari ini memang ada pelajaran kesenian di kelas XI IPS 1, bu Mutia memandang saya dan mengambil gitar sambil berkata, “ Iya bu nanti saya ingatkan siswa – siswa untuk tidak menggunakan gitar pada pelajaran lain.

Bukan hanya sekali dua kali kelas XI IPS 1 membuat masalah, beberapa hari kemudian saya mendengar mereka membuat ulah dengan merusak asset sekolah. Tong sampah besar sampai pecah tutupnya karena mereka tendang beramai – ramai, kebetulan hal ini di lihat oleh salah satu orang guru. Dan ibu yang bersangkutan melaporkannya kepada walikelas selalu ada saja yang dilakukan oleh siswa - siswa di kelas XII IPS 1. terutama keterlambatan dari beberapa siswa dalam mengikuti pelajaran dalam daring.

Tahun ini, saya mengajar di kelas ini dengan nama XII IPS 1, dalam pemedic ini tentunya saya sebagai guru mata pelajaran punya ke khawatiran khusus akan kelas ini, tapi ternyata kekhawatiran saya tidak terjadi. Untuk siswa - siswa yang saya khawatirkan ternyata mereka tidak pernah terlambat dalam pembelajaran daring dengan saya, ternyata saya bisa berbangga dengan mereka. Semoga mereka bisa tetap konsisten dengan cara mereka sekarang ini dengan saya, sehingga bangga saya bisa berlanjut dengan mereka.(AZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Membuka Minda dengan Mengikuti Sinkronisasi Pemetaan Pendidik

 Undangan dari chat WA dari Ka. TU Ibu Melda Ponggoh untuk mengikuti sinkronisasi Perhitungan dan Pemetaan Pendidik pada Jenjang Menengah da...